Integrasi Stasiun Karet dan BNI City Lagi Digodok, Ini Alasan KAI Commuter
- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Jakarta, VIVA – PT KAI Commuter tengah mempersiapkan integrasi operasional Stasiun Karet dan Stasiun BNI City. Hal ini disebut untuk meningkatkan layanan perjalanan Commuter Line Basoetta menuju Bandara Soekarno-Hatta, termasuk memangkas waktu tempuh perjalanan dari 56 menit menjadi 40 menit dengan keberangkatan awal dari Stasiun Manggarai.
Selain itu, upaya integrasi ini dilakukan untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah penumpang pesawat di Bandara Soetta yang membutuhkan transportasi kereta yang lebih cepat dan efisien. Stasiun BNI City, yang terletak di kawasan Dukuh Atas, disebut dapat menjadi pilihan strategis karena sudah terhubung dengan berbagai moda transportasi lain seperti Transjakarta, MRT, dan LRT.Â
"Hal itu sebagai solusi dari kemacetan di jalan raya menuju bandara. Dengan integrasi moda transportasi yang bermuara di Stasiun BNI City, penumpang diharapkan dapat menghemat waktu lebih banyak sehingga bisa sampai ke bandara tepat waktu," ujar Joni Martinus, VP Corporate Communication KAI Commuter, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis, 2 Januari 2025.
Dia menjelaskan, integrasi ini juga mempertimbangkan kondisi Stasiun Karet yang dinilai sudah tidak layak untuk menampung jumlah penumpang yang terus meningkat. Berdasarkan data KAI, Stasiun Karet hanya mampu menampung sekitar 150 orang di ruang tunggunya.
Padahal, kebutuhan ideal untuk melayani hampir 2 ribu penumpang per jam membutuhkan kapasitas ruang tunggu hingga 330 orang. Selain itu, akses menuju Stasiun Karet yang berdekatan dengan perlintasan kereta sering menyebabkan kemacetan.
"Jika digabung ke Stasiun BNI City, maka penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal dan tentunya lebih aman," tambah Joni.
Berdasarkan data, saat ini Commuter Line Basoetta melayani sekitar 1,5 juta penumpang per tahun, atau sekitar 2,7% dari total 56 juta penumpang Bandara Soetta. Dengan peningkatan layanan ini, KAI berharap dapat melayani hingga 20% dari total penumpang, atau sekitar 10 juta orang per tahun.
Terkait rencana integrasi ini, KAI Commuter juga bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) untuk memastikan proses berjalan lancar.