Prabowo Sambangi Kemenkeu Cek Tutup Buku APBN, Sri Mulyani: Pertama Kalinya Presiden Datang
- Instagram @ditjenpajakri
Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut jelang pergantian tahun 2024 kemarin, Presiden Prabowo Subianto mendatangi Kantor Kementerian Keuangan. Dia menyebut, hal ini merupakan pertama kalinya seorang presiden ke kantornya.
Sri Mulyani mengatakan, kedatangan Prabowo untuk menghadiri tutup buku APBN. Hal ini disampaikan Sri Mulyani dalam peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2025.
"Untuk pertama kali seorang Presiden datang ke Kementerian Keuangan mau lihat tutup buku APBN-nya, mungkin beliau juga ingin lihat berapa uang akhirnya yang ada di sana. Namun kunjungan beliau itu luar biasa karena itu adalah kunjungan kerja, bukan kunjungan seremonial," ujar Sri Mulyani Kamis, 2 Januari 2025.
Sri Mulyani menyebut, hadirnya Prabowo ini disambut baik oleh jajaran kementerian keuangan. Bahkan, pada kesempatan ini Prabowo juga memberikan arahan kepada seluruh pejabat.
"Kemudian beliau hadir bahkan berinteraksi secara langsung dengan kami semua, dengan seluruh pejabat dan memberikan arahan. Tentunya karena itu adalah sekitar jam 4 sore hingga magrib kami menyampaikan kepada Bapak Presiden situasi pelaksanaan APBN 2024," jelasnya.
Sri Mulyani menyebut, Presiden Prabowo juga menitipkan pesan kepadanya agar laporan APBN 2024 disampaikan kepada masyarakat. Saya diminta presiden untuk menyampaikan agar kabar yang saya sampaikan kepada presiden atau laporan yang kami sampaikan kepada presiden bisa dishare sedikit karena kabarnya baik," ujarnya.
Dia menjelaskan, untuk APBN 2024 ditutup baik dan sehat dibandingkan kondisi semester I-2024. Kemudian di tengah situasi yang tidak mudah pada 2024, penerimaan negara masih mencatatkan pertumbuhan. Namun penerimaan ini, tidak mencapai target 2024 yang dipatok sebesar Rp 2.802,3 triliun.
"Penerimaan negara yang di semester I mengalami tekanan kontraksi luar biasa di semester II sudah mulai pulih. Pada akhir tahun bahkan masih tumbuh meskipun tidak tinggi tapi cukup untuk situasi yang begitu tidak mudah, tumbuh meskipun tidak tercapai target karena target 2024 waktu itu dibuat cukup tinggi," jelasnya.
Sedangkan untuk belanja pada 2024 jelas Sri Mulyani, juga mencatatkan kinerja positif. Pada tahun tersebut belanja di antaranya untuk Pemilu, Pilkada, pembangunan IKN, hingga bantuan sosial kepada masyarakat.Â
"Oleh karena itu pajak tumbuh tinggi di K/L bahkan tumbuhnya double digit, dan keseluruhan tumbuh melebihi 6 persen," jelasnya.