Insiden Pesawat Boeing Jeju Air, Dirut Garuda Pastikan Armadanya Laik Terbang
- Dok. Garuda Indonesia
Tangerang, VIVA – Insiden kecelakaan pesawat Boeing 737-800 penerbangan 7C 2216 milik Jeju Air pada Minggu, 29 Desember 2024, memicu kekhawatiran akan keselamatan penerbangan pesawat pabrikan AS tersebut.Â
Terlebih, insiden roda pendaratan bermasalah kembali dialami pesawat Boeing 737-800 Jeju Air 7C101 pada sehari setelahnya, Senin, 30 Desember 2024, hingga memaksa pesawat putar balik usai lepas landas dari Bandara Internasional Gimpo, Korea Selatan.
Terkait hal ini, maskapai pelat merah Garuda Indonesia melakukan beberapa langkah antisipasi untuk memastikan kelaikan pada armadanya. Apalagi, frekeunsi penerbangan saat ini tengah naik seiring dengan libur Natal dan Tahun Baru 2025.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan, pihaknya meningkatkan koordinasi untuk melakukan evaluasi pada kondisi pesawatnya.
"Kita sudah antisipasi, kalau kita di Airlines itu sudah punya grup untuk melakukan evaluasi. Jadi begitu ada berita apapun (keselamatan penerbangan dan pesawat) itu kita langsung sharing (berbagi)," katanya di Tangerang.
Sehingga dengan peningkatan koordinasi tersebut, para petugas mampu memberikan peringatan kepada pilot saat akan menerbangkan pesawat.
"Jadi ini sudah ada kolaborasi antara Airlines dan Perhubungan, sehingga kita sudah melakukan langkah antisipasi atau meminimalisir dan memberikan peringatan kepada pilot pesawat," ujarnya.
Dalam hal ini, pengecekan berkala juga dilakukan pihaknya untuk memastikan keamanan penerbangan pesawat. Bahkan, dalam periode Nataru 2024-2025, pihaknya menyiapkan 58 pesawat.
"Kami pastikan layak dan di Nataru ini kami siapkan 58 pesawat karena angka penumpang naik 24 persen. Jadi memang mostly di domestik namun ada peningkatan di internasional khususnya penerbangan ke Korea, Jepang dan Singapura," ungkapnya.