Mayoritas Lokal, Investor Pasar Modal Indonesia Capai 14,84 Juta SID hingga Akhir 2024
- Antara.
Jakarta, VIVA – Jelang tutup tahun 2024, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat total investor pasar modal Indonesia mencapai sebanyak 14,84 juta. Jumlah tersebut berdasarkan Single Investor Identification (SID) per 27 Desember 2024,
Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan BEI di Jakarta, hari ini, mengatakan bahwa jumlah tersebut meningkat dibandingkan sebanyak 12,16 juta SID pada akhir tahun 2023.
Menurutnya, khusus untuk investor saham, terdapat peningkatan sebanyak 1 juta SID dibandingkan akhir tahun 2023 menjadi sebanyak 6,37 juta SID pada akhir tahun 2024.
“Dari sisi partisipasi investor, rata-rata investor yang aktif bertransaksi per 24 Desember 2024 mencapai 147 ribu per hari,” ujar Samsul, Senin, 30 Desember 2024.
Dia menjabarkan, dari jumlah kepemilikan investor, porsi transaksi investor ritel masih stabil, yaitu sebesar 32,8 persen. Namun ada peningkatan pada porsi transaksi investor institusi asing dengan porsi transaksi mencapai lebih dari 36,6 persen dari total Rata- Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) per November 2024.
Dia mengatakan, dari sebanyak 14,83 juta investor, sebesar 99,73 persen merupakan investor lokal dan sebesar 0,27 persen merupakan investor asing yang sebagian besar merupakan investor institusi.
Meskipun jumlah investor asing terpantau sedikit, Samsul menjelaskan kepemilikan aset investor asing di pasar modal Indonesia relatif besar yaitu sebesar 42,49 persen. Sementara itu, kepemilikan aset investor lokal tercatat sebesar 57,51 persen.
Lebih lanjut kata dia, investor Surat Berharga Negara (SBN) tercatat sebanyak 1,19 juta investor SBN pada akhir tahun 2024, atau meningkat 19 persen (yoy) dibandingkan sebanyak 1 juta investor SBN pada akhir tahun 2023.
Dari sisi demografi, persebaran investor di Indonesia di antaranya wilayah Pulau Jawa masih mendominasi sebesar 68,87 persen dengan total aset senilai Rp4.686 triliun, kemudian Sumatera sebesar 15,68 persen dengan total aset senilai Rp110,73 triliun.
Lalu, wilayah Kalimantan sebesar 5,06 persen dengan total aset senilai Rp164,14 triliun, serta Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 3,72 persen dengan total aset senilai Rp23,50 triliun.
Kemudian, wilayah Sulawesi sebesar 5,39 persen dengan total aset senilai Rp18,28 triliun, serta Maluku dan Papua sebesar 1,28 persen dengan total aset senilai Rp6,31 triliun.
Pada tahun 2025, pasar modal Indonesia menargetkan Rata- Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) sebesar RP13,5 triliun per hari, dengan pencatatan efek baru sebanyak 407 efek baru (saham, EBUS, Waran Terstruktur, KIK) dengan pencatatan saham ditargetkan sebanyak 66 saham. Kemudian, pada tahun depan pasar modal Indonesia menargetkan penambahan sebanyak 2 juta investor. (Ant)