Terobosan Baru! Malaysia Jadi yang Pertama Fasilitasi Pembayaran Zakat Pakai Kripto
- vstory
Jakarta, VIVA – Dalam dunia yang semakin digital, Malaysia membuktikan diri sebagai negara yang adaptif dengan perkembangan zaman. Negeri Jiran membuat gebrakan dengan menjadi negara pertama di dunia yang memfasilitasi pembayaran zakat menggunakan aset kripto.
Ide revolusioner digagas oleh Pungutan Zakat Majlis Agama Islam Wilayah Persekutuan (PPZ-MAIWP). Langkah ini juga menunjukkan relevansi institusi zakat dengan kemajuan teknologi.
“Implmenetasi kripto sebagai alat pembayaran zakat merupakan upaya mendekatkan teknologi modern dengan tanggung jawab religius,” ujar Ketua Pegawai Eksekutif PPZ-MAIWP, Datuk Abdul Hakim Amir Osman, yang dikutip dari Investor Trust pada Jumat, 27 Desember 2024.
Konsep bayar zakat menggunakan aset kripto dirancang untuk memudahkan umat Islam menunaikan kewajibannya. Alasan lainnya karena jumlah kepemilikan aset kripto masyarakat Malaysia relatif besar.
Berdasarkan laporan, nilai aset digital yang dimiliki rakyat Malaysia mencapai RM 16 miliar (setara dengan Rp 54 triliun). Aset tersebut, jika telah memenuhi nisab dan genap satu tahun, diwajibkan membayar zakat sebesar 2,5 persen sesuai fatwa yang dikeluarkan oleh Jawatankuasa Perundingan Hukum Syarak Wilayah Persekutuan.
Kutipan zakat aset digital menunjukkan tren yang menjanjikan. Pada tahun 2023, jumlah kutipan zakat mencapai RM 25.983,91 atau Rp 87,7 juta dan totalnya meningkat menjadi RM 44.991,97 setara Rp 152 juta pada tahun 2024.
PPZ-MAIWP menunjuk Sharlife Sdn Bhd sebagai agen resmi pengumpulan zakat digital. Dengan teknologi blockchain yang transparan dan aman, pembayaran zakat dapat dilakukan dengan mudah sekaligus akuntabilitas transaksi terjamin.
Metode pembayaran zakat ini menunjukkan perpaduan harmonis antara kewajiban ibadah dengan kemajuan teknologi. Pendekatan ini secara tidak langsung mengukuhkan posisi Malaysia sebagai pelopor dalam adopsi teknologi untuk keperluan keagamaan.
Inovasi brilian jadi bentuk dukungan PPZ-MAIWP terhadap kemajuan teknologi. Agen pengumpul zakat Malaysia juga memberikan alternatif bagi umat Islam di seluruh dunia untuk menunaikan zakat dengan cara yang modern dan relevan.
"Kesedihan terbesar adalah ketika teknologi jauh dari agama. Dengan ini, kami memastikan ibadah tetap dekat dengan perkembangan zaman,” ujar Datuk Abdul Hakim Amir Osman.
Lebih dari itu, adopsi aset kripro sebagai alat pembayaran zakat menjadi bukti konkrit Islam selalu terbuka dan fleksibel terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan esensinya. Dengan perbandingan nilai tukar yang terus berkembang, Malaysia memberikan inspirasi bagi negara-negara tetangga, termasuk Indonesia, untuk mengadopsi teknologi serupa dalam mendukung syariat.
Artikel ini telah tayang di InvestorTruts.id dengan judul, “Catat Sejarah! Malaysia Jadi Pelopor Pembayaran Zakat dengan Kripto.”