Harga Bitcoin Anjlok Jadi 94.000 Dolar AS, Efek Donald Trump Redup?
- Dok. Istimewa
Jakarta, VIVA – Harga Bitcoin terus menurun selama empat hari berturut-turut, mencapai USD94.248,79 atau setara Rp1,52 miliar pada Selasa, 24 Desember 2024 pukul 15.55 WIB. Penurunan ini mencerminkan pelemahan pasca-rally yang sebelumnya didorong oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.
Bitcoin, turun 2% dari hari sebelumnya dan sempat menyentuh level di bawah USD93.000 pada Senin, 23 Desember 2024. Ini melanjutkan tren penurunan yang terjadi dalam enam dari tujuh hari terakhir.Â
Sebagaimana diketahui, sebelumnya, Bitcoin mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di USD108.244,9 pada awal November. Namun, harga ini mulai melemah karena tekanan makroekonomi, termasuk kebijakan suku bunga yang diumumkan oleh Federal Reserve (The Fed).
Penurunan harga Bitcoin ini diketahui dipicu oleh langkah The Fed yang menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin, namun hanya menjanjikan dua kali pemotongan suku bunga di tahun mendatang. Harapan pasar sebelumnya, memperkirakan empat kali pemotongan, sehingga keputusan ini memicu investor untuk menjual aset-aset spekulatif, termasuk Bitcoin.
"Sentimen hawkish The Fed membuat pasar kripto kehilangan tenaga, meski sebelumnya rally sempat melonjak tajam," kata seorang analis seperti dikutip dari Investing, Selasa, 24 Desember 2024.
Tak hanya Bitcoin, saham-saham terkait kripto juga turut merasakan dampaknya. MicroStrategy Incorporated (NASDAQ:MSTR), anjlok hampir 9% setelah mengumumkan penjualan 1,3 juta saham untuk membeli tambahan 5.262 Bitcoin.Â
Lalu, Coinbase Global Inc (NASDAQ:COIN) dan Riot Platforms (NASDAQ:RIOT) masing-masing turun 4% dan 3,6%. Selain itu, beberapa altcoin justru naik tipis.Â
Misalnya, Ether naik 3,2%, XRP naik 3,1%, dan Solana naik 3,4%. Meski begitu, sentimen pasar secara umum masih tertekan oleh ketidakpastian kebijakan moneter AS.