BI Bali Siapkan Rp2,8 Triliun Uang Kartal untuk Kebutuhan Masyarakat selama Nataru

Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)

Bali, VIVA – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi momen istimewa bagi kebanyakan orang. Perayaan Natal juga menjadi kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga, teman atau sahabat.

Kapolri Cek Terminal Tirtonadi Solo Jelang Nataru: Siapkan Sopir Cadangan Bus untuk Rute Jauh

Pada momen libur Natal dan Tahun Baru 2034/2025 ini, kebutuhan masyarakat dipastikan meningkat dari pada hari-hari biasa. Untuk itu, Bank Indonesia menyiapkan kebutuhan masyarakat dengan melayani penukaran uang kartal.

Tahun ini, Bank Indonesia menyiapkan Rp2,8 triliun uang kartal. Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan, tahun ini ada kenaikan 10 persen uang kartal yang disiapkan BI dibandingkan tahun lalu.

Libur Nataru, Bali dan Surabaya Dominasi Penerbangan Terpadat di Bandara Soetta

Ikon Bali di Bandara I Gusti Ngurah Rai

Photo :
  • VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)

"Kenaikan penyediaan uang kartal oleh BI searah dengan pertumbuhan ekonomi di Bali yang terus naik," kata Erwin  usai menggekar acara HLM TPID dan TP2DD Provinsi Bali di Kantor BI Bali, Jumat, 20 Desember 2024.

Jelang Nataru, Jasa Marga Catat 490 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Kebutuhan uang kartal itu, kata Erwin, untuk mendukung aktivitas masyarakat saat libur panjang Nataru tahun 2024. Dirinya juga menekankan pihak perbankan untuk meningkatkan kebutuhan uang tunai melalui mesin ATM.

"Ini untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan perbankan sekaligus meningkatkan perekonomian di masyarakat," kata Erwin.

Masyarakat yang ingin melakukan penukaran uang tunai mendatangi perbankan di seluruh Bali. Selain itu, BI juga menyiapkan kas keliling untuk penukaran uang kartal itu.

Menurut Erwin, uang kartal masih dibutuhkan untuk perputaran ekonomi di masyarakat. Meski saat ini, Bank Indonesia terus mendorong program digitalisasi atau e-money.

"Masih ada kebutuhan masyarakat untuk pembayaran dengan uang kartal yang harus terus kita layani," jelas Erwin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya