Bangkit Usai Dihantam Pandemi, Pendapatan Bisnis KAI Kini Tembus Puluhan Triliun

Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo
Sumber :
  • YouTube VIVA

Jakarta, VIVA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) disebut mencatatkan pendapatan lebih dari Rp30 triliun pada tahun 2024, berkat pemulihan bisnis yang pesat usai pandemi. Diketahui, pendapatan di masa pandemi merosot tajam akibat dampak COVID-19.

Pekerjaan yang Cocok untuk Si Cerewet: 5 Pilihan Karier yang Menguntungkan

Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo, mengungkapkan bagaimana perusahaan berhasil bangkit setelah mengalami kerugian besar di 2020.

"Waktu itu pendapatan penumpang yang sebelumnya Rp9,6 triliun di tahun 2019, turun menjadi Rp2,8 triliun. Jadi, turunnya luar biasa," kata Didiek Hartantyo dalam wawancara khusus seperti dikutip dari kanal YouTube VIVA, Kamis, 19 Desember 2024.

Rahasia Sukses Investasi: Due Diligence untuk Milenial dan Gen Z yang Visioner

Saat pandemi, PT KAI tetap fokus menjaga kesejahteraan pegawai dan tidak melakukan PHK. "Untuk mengatasi pandemi, salah satunya adalah, pertama melindungi para pegawai dan masyarakat agar tetap sehat termasuk kesejahteraan, tidak ada PHK, gajinya tetap kita bayarkan. Selama 2 tahun sampai 2021, kita juga mengalami kerugian sekitar Rp400 miliar. Tapi alhamdulillah di tahun 2022 kita recover dengan cepat," jelasnya.

3 Rahasia Tersembunyi: Cara Manfaatkan AI untuk Bisnis

Namun, seiring berjalannya waktu pada 2022, pendapatan KAI mulai pulih, didorong oleh angkutan barang yang meningkat sekitar 18–20 persen. Selain itu, jumlah penumpang juga menunjukkan kenaikan, dengan pendapatan mencapai Rp6,7 triliun. 

"Dan tahun 2023, pendapatan kami hampir mencapai Rp9 triliun. Tahun ini, sih kita targetkan angkutan penumpang sekitar Rp10 triliun, yang Insya Allah bisa tercapai," tambah Didiek.

Tak hanya itu, transformasi digital juga menjadi salah satu faktor kunci dalam percepatan pemulihan KAI. "Recovery bidang kereta api itu begitu cepat, bahkan sekarang ini pendapatan kita untuk tahun 2024 ini sudah di atas Rp30 triliun (keseluruhan)," ujarnya. 

Digitalisasi ini juga memungkinkan PT KAI menawarkan layanan yang lebih efisien dan sesuai dengan tren kebutuhan generasi muda yang kini menjadi mayoritas pelanggan KAI.

"Jadi data kami menunjukkan bahwa customer kita itu sudah 80% itu Gen W (milenial) dan Gen Z, yang generasi old itu tinggal 20 persen atau 15 persen karena Gen Alpha ini juga sudah mulai masuk," kata Didiek.

Sebagaimana diketahui, pada 2023, pendapatan KAI mencapai Rp35,106 triliun, meningkat 37,25 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp25,577 triliun.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Dibandingkan Vietnam, Kenaikan PPN di Indoneisa Dinilai Lebih Pro Rakyat Karena Hal Ini

Indonesia menetapkan tarif PPN single rate sebesar 12 persen mulai 2025, namun dengan pengecualian untuk barang dan jasa kebutuhan pokok.

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2024