Bappenas Minta Pengusaha Bantu Program SDGs

Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali (Doc: Bappenas)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Bandung, VIVA – Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) meminta para pelaku usaha ikut membantu pencapaian 17 program Sustainable Development Goals (SDGs). Sebab, dalam mencapai gol tersebut tidak mudah ketika harus dikerjakan sendiri oleh pemerintah baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah.

Kapolri Klaim Sudah Hajar Pelaku Tambang Ilegal Karena Bikin Kebocoran Negara

Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali mengatakan perlu kerja sama seluruh pihak termasuk pengusaha, organisasi masyarakat, dan lembaga lainnya, untuk menyukseskan program SDGs. 

Pemerintah Indonesia sendiri punya empat pilar yang coba dikuatkan, seperti bidang sosial, ekonomi, sosial, dan tata kelola. 

Presiden Prabowo Harap e-Katalog Bisa Turunkan Skor ICOR

"Jadi empat pilar ini harus saling bersinergi, enggak mungkin enggak (sinergi). Jadi kami ingin pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi nggak boleh merusak lingkungan. Kita boleh ekonomi tinggi, tapi nggak boleh meninggalkan mereka yang miskin, supaya kesenjangan tidak terlalu tinggi," ujarnya dalam kegiatan 'Indonesia Social Investment Forum (ISIF)' di Kota Bandung, pada Rabu, 11 Desember 2024.

Sustainable Development Goals (SDGs).

Photo :
  • International Institute for Sustainable Development
Dibuka Menguat, IHSG Dibayangi Koreksi Seiring Variatifnya Bursa Asia-Pasifik

Kepala Sekretariat Nasional SDGs ini menilai dalam menjalankan berbagai kegiatan, termasuk oleh pelaku usaha harus ada keseimbangan. Memang tidak mudah, tapi, kata Pungkas, hal ini penting sehingga kesejahteraan masyarakat bisa diraih dengan cara yang baik dan merata.

"Perusahaan swasta pun sekarang sudah diminta untuk lebih dermawan dengan memberikan berbagai bantuan dalam banyak bentuk," ujar Pungkas.

Harapannya bantuan ini pun tidak hanya sekali, namun dapat berkelanjutan. "Inovasi di industri itu bukan hanya yang dampaknya pada profit saja, tapi harus ada inovasi yang bisa jadi itu 'membunuh' yang kurang manfaatnya. Harus ada pendekatan baru yang hasilnya lebih bagus," paparnya.

Melalui pertemuan tersebut, diharapkan perusahaan yang mendukung SDGs dapat bertukar ilmu dan memberikan dampak baik, bukan hanya untuk industri itu sendiri, tetapi juga masyarakat.

Sementara itu, Managing Director Social Investment Indonesia (SII) Fajar Kurniawan mengatakan, selama ini banyak pelaku usaha yang bekerja sendiri dalam memberikan dampak sosial. 

Dalam melakukan investasi sosial, pelaku usaha tidak bisa melakukan dengan biasa. Perlunya inovasi dan keberanian dalam mengambil keputusan agar sebuah perusahaan tetap berjalan dan berdampingan dengan program-program dalam SDgs.

"Tantangannya saya kira banyak, tapi yang paling kita bisa kerjakan. Yang sekat-sekat itu kita coba hilangkan sehingga biasakan bekerja secara kolaboratif," kata Fajar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya