Pacu Hilirisasi 28 Komoditas, Menteri Rosan Kejar Investasi Rp 9.810 Triliun
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani mengatakan dalam upaya pemerintah menggenjot hilirisasi pada 28 komoditas sumber daya alam (SDA) di Tanah Air, dibutuhkan total investasi yang sangat besar.
Bahkan, dia memperkirakan hingga tahun 2040 mendatang, kebutuhan investasi untuk tujuan tersebut mencapai sebesar US$618 miliar, atau sekitar Rp 9.810 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.874 per US$.
"Total investasi yang dibutuhkan hingga 2040 angkanya adalah US$ 618 miliar, dan akan berkontribusi pada peningkatan PDB sebesar US$ 235,9 miliar," kata Rosan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2024, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu, 11 Desember 2024.
Dari ke-28 komoditas yang akan dihilirisasi tersebut, kata Rosan, terdapat sejumlah sektor yang menaunginya. Misalnya sektor mineral dan batu bara (minerba), sektor perkebunan, kelautan, perikanan, dan sektor kehutanan.
Di mana, sejumlah potensi hilirisasi yang ada di dalam sektor-sektor tersebut antara lain mencakup komoditas seperti karet, kelapa sawit, udang, rumput laut, dan lain sebagainya.
"Selain itu, tentunya ada pula di bidang bauksit dan rumput laut atau seaweed," ujarnya.
Rosan bahkan merinci alokasi kebutuhan investasi untuk tujuan hilirisasi ke-28 komoditas, yang mencapai sebesar Rp 9.810 triliun tersebut. Antara lain investasi untuk sektor minerba sebesar US$498,4 miliar, yang mencakup komoditas batu bara, nikel, timah, tembaga, besi baja, bauksit, mangan, dan lain sebagainya.
Selain itu, ada juga kebutuhan investasi di sektor migas sebesar US$ 68,3 miliar, serta sektor perkebunan, kelautan, perikanan, dan sektor kehutanan sebesar US$ 51,3 miliar.
Kemudian, dari target realisasi investasi sebesar Rp 9.810 triliun tersebut, Rosan pun memproyeksi bahwa hal itu nantinya juga akan bisa membantu membuka hingga tiga juta lapangan pekerjaan.
"Karenanya, yang paling penting adalah menciptakan lapangan pekerjaan, yang diproyeksikan akan mencapai 3 juta lebih lapangan pekerjaan baru. Sementara ekspor juga diproyeksi bisa mencapai US$ 857,9 miliar," ujarnya.