Energi Mega Persada Sukses Optimalisasi Produksi dan Komersialisasi Lapangan Idle
- EMP.id
Jakarta, VIVA – PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) melaporkan kesuksesan peningkatan produksi dan komersialisasi dengan dukungan SKK Migas. Hal ini dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk mencapai target produksi minyak dan gas bumi.
Direktur Utama & CEO EMP, Syailendra S. Bakrie menjelaskan, salah satu upayanya yakni berupa optimalisasi lapangan yang sedang tidak berproduksi (idle), melalui metode studi integrasi dan operasi yang lebih efisien dan ekonomis.
"Kegiatan tersebut telah berhasil memberikan kenaikan produksi di Lapangan Tonga dengan laju alir minyak awal 100 BOPD, dan Lapangan MSTA di Wilayah Kerja Malacca Strait dengan laju alir minyak awal sebesar 200 BOPD," kata Syailendra dalam keterangannya, Selasa, 10 Desember 2024.
Sebelumnya Lapangan Tonga yang terletak di kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, kurang ekonomis untuk diproduksikan karena memerlukan trucking sejauh 410 km. Dengan adanya integrasi operasi dengan lapangan Lindai yang dioperasikan oleh EMP Gandewa, maka jarak tempuh trucking dapat dikurangi menjadi 200 km sehingga lebih ekonomis.
Sedangkan Lapangan MSTA di Wilayah Kerja Malacca Strait, menjadi lebih ekonomis setelah dilakukan integrasi dengan Lapangan MSTB. Keberhasilan Lapangan MSTA akan dilanjutkan dengan penambahan titik sumur baru, dengan potensi produksi awal minyak melebihi 750 BOPD dengan total investasi mencapai US$30 juta.
Selanjutnya di lapangan Wasambo di Wilayah Kerja Sengkang, EMP telah melakukan upaya komersialisasi dengan menandatangani MoU dengan pihak ketiga. Tujuannya untuk menjajaki penjualan gas sebesar 70 mmscfd selama 5 tahun, di samping peluang-peluang lainnya.
Hal itu sehubungan kebutuhan gas untuk pasokan sistem ketenagalistrikan, yang selama ini merupakan backbone dari penjualan gas di wilayah Sulawesi Selatan. Selain itu, EMP juga aktif melakukan kegiatan pemboran eksplorasi di lapangan Sallobulo dan East Walanga, untuk mencari cadangan baru yang akan dimanfaatkan untuk kebutuhan energi di Sulawesi Selatan.
Saat ini, lanjut Syailendra, EMP sedang melakukan kajian reaktivasi lapangan minyak dan gas bumi, serta potensi temuan minyak dan gas bumi yang belum dikembangkan (undeveloped discovery) di wilayah-wilayah kerja EMP. Harapannya, hal itu dapat memberikan potensi tambahan produksi dan cadangan.
"Dari hasil kajian tersebut akan direncanakan kegiatan berupa akuisisi seismik 3D, pengeboran sumur kajian (appraisal), sumur pengembangan, pemasangan Very Low Pressure (VLP) Compressor, akuisisi data sumuran dan kerja ulang (workover) dengan perkiraan potensi investasi mencapai US$100 juta," kata Syailendra.
"Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan negara serta masyarakat sekitar," ujarnya.