Daftar Negatif Investasi Sisa 6 Industri, Anindya Bakrie: Kita Mesti Jaga Wibawa
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Sejak tahun 2021 Indonesia sudah merevisi daftar negatif investasi (DNI). Dari 100 industri DNI yang sebelumnya tertutup bagi investasi asing, kini hanya tinggal 6 industri saja yang tidak dapat dimasuki investasi asing.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyambut baik hal tersebut. Sebab, menurutnya hal itu sangat penting demi menjaga kewibawaan beberapa industri strategis nasional.
"Ya memang seperti itulah harusnya. Kita tentu mesti menjaga kewibawaan beberapa industri strategis. Karena kita mesti mempunyai kemampuan sendiri untuk membangun. Tapi di luar daripada itu, kita tentu terbuka," kata Anindya di acara 'Indonesia Euro Investment Summit 2024', di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.
Dia menegaskan bahwa hal itu bukan hanya soal pasar yang dimiliki Indonesia dalam hal investasi. Melainkan juga soal pendanaan, yang sebenarnya masih sangat dibutuhkan melalui investasi tersebut.
"Karena memang yang dibutuhkan Indonesia itu bukan pasar-pasar yang kita punya. Tapi adalah satu, mengenai pendanaan," ujarnya.
Selain itu, Anindya juga menekankan pentingnya upaya-upaya pengembang teknologi di Tanah Air, yang kaitannya berkorelasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
'Kedua, mengenai teknologi yang hubungannya juga dengan ilmu. Nah, dua ini (pendanaan dan teknologi) kita mesti kerja sama. Apalagi kalau bisa diolah di sini, kita mau fokus untuk ekspor, berarti dibutuhkan suatu pasar" kata Anindya.
Dengan adanya kebutuhan Indonesia akan pendanaan, teknologi, serta pembukaan pasar-pasar ekspor yang ke semuanya bisa diciptakan melalui investasi, Anindya berharap perjanjian perdagangan antara Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) akan bisa menjadi angin segar bagi tujuan-tujuan tersebut.
"Nah, kalau tiga ini kita bisa, gampang. Dengan kerja keras bersama Uni Eropa, tentu ini akan menjadi angin segar," ujar Anindya.
"Karena ini bukan hanya bicara-bicara tingkat atas. Tapi ini bisa mempunyai dampak kepada UMKM," ujarnya.