Analis Sebut Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Berpengaruh Signifikan ke Pasar Modal Domestik

ilustrasi pajak
Sumber :
  • www.istockphoto.com

Jakarta, VIVA Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mengatakan, kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen tidak memberikan dampak signifikan terhadap kondisi pasar dalam negeri. Stabilnya dua indikator makroekonomi jadi kekuatan indeks dan ekonomi Indonesia tetap kinclong.

IHSG Diprediksi Rentan Koreksi, Intip 5 Saham yang Dijagokan Analis

Kenaikan tarif PPN dari 11 persen menjadi 12 persen sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Regulasi tersebut akan secara resmi diberlakukan per tanggal 1 Januari 2025.

Dikutip dari berita VIVA, 14 November 2024, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan kenaikan tarif PPN 12 persen diperlukan sebagai upaya pemerintah menjaga kesehatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Keputusan tersebut sontak menuai pro-kontra dari berbagai kalangan termasuk masyarakat luas.

ASDP Pastikan Layanan Penyeberangannya Bebas PPN 12 Persen

Rully menilai naiknya PPN tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pasar modal domestik. Hal tersebut karena kondisi makroekonomi yang cukup tangguh, terutama inflasi dan daya beli masyarakat dalam kondisi stabil dan terkendali.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KiTA di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 8 November 2024

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Prabowo Gratiskan PPN Rumah di Bawah Rp 2 Miliar Selama 6 Bulan

“Dampak kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen diperkirakan tidak signifikan terutama karena bahan pokok dikecualikan dari kenaikan pajak tersebut,” ujar Rully yang dikutip dari keterangan resmi pada Senin, 9 Desember 2024.

Selain itu, Rully menilai inflasi terkendali dengan baik yang mana menunjukkan tren melandai. Lebih lanjut, Rully memproyeksi inflasi pada tahun 2025 berada di level 2,8 persen.

Inflasi yang terkendali membantu mempertahankan daya beli masyarakat. Khususnya, pada sektor pangan yang akan menjadi pilar utama dalam menopang tingkat daya beli masyarakat. 

“Kami optimistis bahwa belanja rumah tangga masyarakat tetap terjaga dan tumbuh stabil pada tahun 2025 mendatang,” imbuh Rully.

Ke depannya, Rully memproyeksi harga bahan makanan masih stabil. Dengan catatan, tidak ada gangguan cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi  produksi pangan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (foto ilustrasi)

Analis Prediksi IHSG Berbalik Menguat, Intip 5 Rekomendasi Saham Potensial Cuan

IHSG diproyeksi mengut pada perdagangan pasar, Jumat, 10 Januari 2025. Pembalikan arah (rebound) akan menguji titik resisten. Simak rekomendasi saham yang dijagokan.

img_title
VIVA.co.id
10 Januari 2025