Ketum Kadin Anindya Bakrie Pede Perdagangan RI-Uni Eropa Bisa Tembus US$60 Miliar
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie berharap perjanjian perdagangan Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), bisa segera rampung dan terealisasi.
Sebab, menurutnya hal itu akan mampu memberikan keuntungan secara ekonomi bagi Indonesia, karena akan membuka akses pasar bagi Indonesia ke suatu kawasan yang memiliki potensi perdagangan hingga sebesar US$17 triliun.
"Karena akan membuka akses kepada suatu kawasan yang (memiliki potensi perdagangan) US$17 triliun besarnya. Dan sebaliknya, buat Uni Eropa, Indonesia ini kan adalah kakak daripada ASEAN dengan (penduduk) 285 juta orang, lalu PDB-nya US$1,3 triliun," kata Anindya saat ditemui usai acara 'Indonesia Euro Investment Summit 2024', di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, pada Senin, 9 Desember 2024.
Nilai perdagangan yang terjadi antara Indonesia dan Uni Eropa saat ini telah mencapai US$30 miliar. Karenanya, Anindya berharap apabila nantinya perjanjian perdagangan kedua belah pihak sudah terealisasi, maka angka itu akan bisa meningkat hingga dua kali lipat atau mencapai sekitar US$60 miliar.
"Sekarang trade Indonesia dengan Uni Eropa sekitar US$30 miliar. Tapi kalau misalnya (perjanjian perdagangan) dibuka, paling tidak menurut saya bisa cepat (bertumbuh) dua kali lipat," kata Anindya.
Keyakinan itu diakui Anindya didasarkan pada data yang menunjukkan bahwa salah satu negara tetangga Indonesia, yakni Vietnam, memiliki total nilai perdagangan dengan Uni Eropa hingga mencapai US$60 miliar. Padahal, kapasitas perekonomian Vietnam, menurut Anindya hanya sepertiga dari Indonesia.
"Jadi ini contoh saja, bahwa masih banyak sekali potensi-potensi yang bisa digapai," ujar Anindya.
Sementara dari kaca mata Kadin Indonesia sendiri, Anindya menilai bahwa gelaran 'Indonesia Euro Investment Summit 2024' ini merupakan sebuah angin segar, yang akan bisa mewujudkan perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa tersebut.
"Dari Kadin, intinya ini menjadi suatu angin segar. Dan memang seminggu yang lalu kan baru diresmikan Indonesia-Canada (ICA-CEPA), paling tidak sudah selesai negosiasinya dengan Kanada. Kalau ini bisa jalan, saya rasa timingnya tepat, dan isu-isu pasti ada. Tapi benar-benar mesti disiasati supaya bisa membuka trade lebih besar lagi," ujarnya.