Menko Airlangga Hartarto Ajak Pebisnis Kanada Melakukan Investasi di Indonesia
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengundang para pelaku bisnis dari Kanada, untuk menjajaki peluang investasi di Indonesia. Menjajaki berbagai sektor untuk berinvestasi, guna mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Itu disampaikan Menko Airlangga, dalam pertemuannya dengan Menteri Ekspor Promosi, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng, dan pebisnis Kanada, beberapa waktu lalu.
"Saya mengundang pelaku bisnis Kanada untuk menjajaki peluang investasi di berbagai sektor strategis guna mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," kata Airlangga, dikutip Kamis 5 Desember 2024, melalui akun Instagram miliknya.
Pertemuan yang berlangsung akrab tersebut, secara khusus membahas berbagai kerja sama strategis kedua Negara, Indonesia dan Kanada. Juga kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas lagi.
"Di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo Subianto, Indonesia tengah melaksanakan agenda transformasi ekonomi, yang berfokus pada inovasi agrikultur, optimalisasi dan hilirisasi Sumber Daya Alam, serta industri teknologi tinggi," ujar Airlangga.
Setelah bersama Mary Ng, Airlangga juga melakukan pertemuan bersama pengusaha Kanada yang ada dalam Canada-ASEAN Business Council (CABC) dan Business Council of Canada (BCC).
"Saya mendorong sejumlah potensi kerja sama di berbagai bidang, antara lain peningkatan standar lingkungan, sosial, dan pemerintahan (ESG), pengembangan infrastruktur, dana pensiun, mineral kritis, hingga pertanian melalui jalinan hubungan business-to-business dengan Kanada," katanya.
"Kolaborasi antara Indonesia dan Kanada ini diharapkan dapat menjadi salah satu kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen," tutup Airlangga.
10 Kesalahan yang Perlu Dihindari saat Mulai Investasi Kripto, Pemula Wajib Tahu!
Belakangan ini, kripto kembali dilirik sebagai investasi yang menawarkan peluang besar untuk meraih keuntungan. Namun, tak bisa dipungkiri juga bahwa risikonya tinggi.
