Dewan Ekonomi Nasional Bertemu Prabowo, Luhut Optimis Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Tercapai
- VIVA/Ahmad Farhan Faris
Jakarta, VIVA - Presiden Prabowo Subianto menerima Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 5 Desember 2024. Dalam pertemuan dengan Luhut Binsar Pandjaitan dan Anggota Dewan Ekonomi Nasional, Prabowo membahas berbagai isu strategis ekonomi mulai dari daya beli masyarakat hingga langkah konkret untuk memperkuat daya saing investasi dan meningkatkan efisiensi belanja negara.
“Kami melaporkan pada Bapak Presiden mengenai masukan-masukan dari Dewan Ekonomi Nasional bersama Menko Perekonomian. Ada banyak hal tadi yang kita laporkan,” kata Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurut dia, ada sejumlah langkah konkret yang segera dilaksanakan termasuk peluncuran e-katalog versi 6 yang direncanakan bulan depan. Kata Luhut, katalog tersebut akan mencakup 95 persen belanja APBN yang diharapkan dapat mengurangi inefisiensi yang telah mencapai angka signifikan.
Jika pemerintah berhasil efisiensikan itu, Luhut optimis melalui digitalisasi pemerintahan bahwa target pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan Presiden Prabowo sebesar 8% secara bertahap dalam lima tahun ke depan dapat tercapai.
"Jadi kombinasi-kombinasi tadi dengan digitalisasi semua data yang ada di pemerintahan dan kementerian dan institusi pemerintahan itu akan segera dilakukan, kemudian ujungnya nanti kepada government technology. Jadi saya kira sudah Presiden putuskan, akan segera dilaksanakan," jelas Luhut.
Sementara Anggota Dewan Ekonomi Nasional, Muhammad Chatib Basri menyoroti isu daya beli masyarakat kelas menengah yang menjadi perhatian utama, termasuk pentingnya keseimbangan kebijakan terkait upah minimum provinsi (UMP).
“Karena ini berkaitan juga dengan daya beli di satu sisi tetapi juga competitiveness dari industri di sisi lain,” ungkapnya.
Wakil Ketua DEN, Maria Elka Pangestu mengungkapkan bahwa diskusi mencakup langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan menengah. Makanya, ia menekankan betapa pentingnya menarik investasi yang berkualitas untuk memperkuat sektor manufaktur nasional.
"Kita ingin menarik jenis investasi yang juga akan membawa istilahnya supply chain-nya, jadi pendalaman dari sektor manufaktur dan masalah struktural di dalam sektor manufaktur itu juga yang perlu kita atasi," jelas dia.