Wujudkan Ketahanan Pangan, Program Makan Bergizi Jadi Prioritas
- Istimewa.
Jakarta, VIVA – Ketahanan pangan Indonesia saat ini menghadapi tantangan. Mulai dari pertumbuhan populasi yang cepat hingga dampak perubahan iklim, yang memengaruhi cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan.
Salah satu upaya yang sedang dicanangkan adalah program makan bergizi, terutama untuk anak-anak. Tak hanya sebagai langkah awal dalam menciptakan ketahanan pangan yang lebih kuat, tetapi juga demi mewujudkan 'Indonesia Emas 2045'.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, dalam kesempatan baru-baru ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta untuk membangun sistem pangan yang berkelanjutan. “Transformasi pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari sektor swasta hingga masyarakat,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Japfa, Kamis, 5 Desember 2024.
Dia menjelaskan, ketahanan pangan harus berfokus pada keberlanjutan ekologi, swasembada pangan, dan peningkatan gizi masyarakat. “Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk berpartisipasi aktif dan berkolaborasi dalam memperkuat dan mengembangkan sistem pangan yang tangguh, berdaulat, dan berkelanjutan untuk generasi sekarang dan mendatang,” tambah dia.
Di sisi lain, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menekankan bahwa pemerintah perlu melakukan intervensi untuk mendukung perkembangan gizi anak-anak. “Badan Gizi Nasional sebagai tulang punggung utama penciptaan generasi emas 2045, didukung oleh lembaga negara lain membangun arsitektur digital untuk mengontrol penggunaan anggaran sesuai tujuan dan memastikan semua upaya menuju Indonesia Emas 2045 tercapai,” kata Dadan.
“Program makan bergizi merupakan investasi untuk masa depan Indonesia," sambungnya. Dadan juga menegaskan bahwa gizi anak merupakan investasi yang harus diperhatikan oleh semua pihak. “Memprioritaskan gizi anak merupakan tanggung jawab dasar sekaligus investasi ekonomi yang cerdas. Setiap rupiah yang diinvestasikan pada makanan bergizi dapat menghasilkan manfaat yang signifikan,” kata dia.
Sementara itu, Renaldo Santosa, Direktur Utama Japfa, menekankan bahwa ketahanan pangan adalah bagian dari ekosistem yang harus dibangun secara holistik. “Kami percaya bahwa ketahanan pangan berarti membangun ekosistem nasional yang tangguh yang menjamin akses terhadap makanan yang aman, terjangkau, dan bergizi bagi setiap warga negara Indonesia. Ini adalah momen yang krusial bagi kita untuk berkolaborasi dan mewujudkan visi ini,” ujarnya.
Gabriella Santosa, Head of Business Development Japfa, juga menambahkan bahwa kolaborasi dengan sektor publik dan swasta sangat penting untuk mengatasi malnutrisi. “Memprioritaskan gizi anak merupakan tanggung jawab dasar sekaligus investasi ekonomi yang cerdas. Setiap rupiah yang diinvestasikan pada makanan bergizi dapat menghasilkan manfaat yang signifikan, menjadikannya prioritas utama bagi sektor publik dan swasta,” kata dia.
Japfa baru-baru ini bekerja sama dengan Pusat Kajian Kesehatan dan Gizi Universitas Indonesia untuk menilai kecukupan gizi anak-anak di seluruh Indonesia. Caranya dengan menyediakan makanan bergizi melalui berbagai model, mulai dari Ready to Cook, Ready to Eat, dan Swakelola.
"Studi yang kami lakukan ini menganalisis proses produksi, pemenuhan gizi, efektivitas distribusi, dan biaya. Kami berharap inisiatif ini dapat memberikan wawasan untuk upaya pengurangan stunting di masa depan," kata dia.