Ekonom Optimis Penjualan Mobil Capai 1 Juta pada 2025
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA - Ekonom senior, Cyrillus Harinowo memperkirakan penjualan mobil pada 2025 akan naik mencapai 1 juta unit. Meskipun pada tahun 2024 daya beli masyarakat mengalami penurunan. Cyrillus mengatakan, target 1 juta unit ini mencerminkan optimisme bahwa industri otomotif Indonesia masih cerah.
"Saya berani bertaruh bahwa tahun 2025 penjualan mobil kita akan kembali naik dan mendekati 1 juta atau bahkan melewati 1 juta," ujar Cyrillus dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang digelar VIVA.co.id, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu, 4 Desember 2024.
Cyrillus melanjutkan, pada tahun ini penurunan penjualan kendaraan disebabkan oleh dua faktor. Pertama karena mahalnya pajak mobil dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
"Ini bisa saja menyebabkan orang mulai berpikir untuk apa itu, ya kalau perlu tidak perlu sering-sering beli mobil," ujarnya.
Faktor kedua terang Cyrillus, penurunan penjualan ini dikarenakan wait and see dari pembeli.
"Karena mulai masuknya mobil listrik, mulai masuknya mobil dari China, ini pada akhirnya membuat orang berpikir nanti dulu siapa tahu BYD akan datang dengan harga yang lebih murah lagi atau Wuling," katanya.
Adapun Penjualan kendaraan diprediksikan hanya mencapai 850 ribu unit pada 2024, menurun dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar 1,005 juta unit.
Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) menyampaikan alasan mengapa Indonesia masih terjebak di one million trap.
"Sejak 2013, penjualan tahunan terjebak di angka sekitar satu juta unit. Hal ini sangat ironis. Ternyata salah satu penyebab utama stagnasi ini adalah fenomena penurunan kasta kelas menengah," ujarnya dalam acara Forum Editor Otomotif dikutip VIVA di Jakarta.
Ia menambahkan, "Beberapa waktu lalu, menurut informasi dari peneliti ekonomi itu ada kurang lebih 10 juta kelas menengah yang turun kelas, kastanya turun, hampir 10 juta. Nah ini kan yang membuat orang beli mobil jadi berkurang. Padahal kelas menengah cukup berkontribusi besar dalam pembelian kendaraan bermotor," jelasnya.