Meningkatkan Pemberdayaan Wirausaha Difabel dengan Teknologi di Hari Disabilitas Internasional
- Istimewa
Solo, VIVA – Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, komunitas wirausaha difabel di Solo, Difabel Berdaya Solo, mendapatkan pelatihan khusus untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi digital. Program ini dirancang untuk membantu pelaku usaha difabel, terutama dalam memahami strategi pemasaran konten video yang kini menjadi tren efektif di era digital.
"UMKM adalah tulang punggung ekonomi. Pertumbuhan ekonomi bisa diakselerasi jika pelaku usaha merespon peluang baru lewat cara baru dalam memanfaatkan teknologi,” kata Head of Communications Tokopedia and TikTok E-commerce, Aditia Grasio Nelwan dalam Konferensi Pers Hari Disabilitas Internasional 2024 serta Pelatihan Bisnis Online dan Creators Lab pada Rabu, 4 Desember 2024.
Pelatihan yang dilakukan Tokopedia dan ShopTokopedia bersama Difabel Berdaya Solo ini menyoroti bagaimana tren live streaming dan konten video dapat mendongkrak penjualan secara signifikan.
“Contohnya, berdasarkan data, penjual yang live streaming di TikTok bisa mengalami kenaikan penjualan di ShopTokopedia rata-rata 7 kali lipat. Ini menunjukkan bahwa promosi atau pemasaran melalui konten video termasuk live streaming bisa membuat penjualan naik signifikan,” tambahnya.
Selain membantu pelaku usaha memahami cara memasarkan produk mereka, pelatihan ini juga membuka peluang bagi peserta untuk menjadi content creator profesional.
"Lewat pemberdayaan Difabel Berdaya Solo kali ini, kami berharap makin banyak pelaku usaha yang fasih memanfaatkan konten video, serta makin banyak content creator dan affiliate creator yang bisa membantu promosi dan pemasaran produk UMKM. Kami yakin, pebisnis online maupun kreator konten dan/atau afiliator adalah profesi yang inklusif," kata Aditia.
UMKM berperan penting dalam perekonomian Indonesia dengan kontribusi lebih dari 60% terhadap PDB nasional. Berbagai pelatihan, baik online maupun offline, terus digencarkan untuk mendukung pengembangan pelaku usaha dari berbagai latar belakang.
"Kami akan berupaya menghubungkan wirausaha di Difabel Berdaya Solo dengan kreator yang relevan, yang bisa membantu mereka meningkatkan brand awareness hingga penjualan. Kami pun akan mendampingi anggota Difabel Berdaya Solo untuk menjadi content creator bahkan affiliate creator," tandasnya.
Program pemberdayaan ini tak hanya berdampak pada peningkatan keterampilan tetapi juga memperkuat nilai inklusi di dunia bisnis. Dengan memberikan akses ke pelatihan digital, pelaku usaha difabel dapat berpartisipasi lebih aktif dalam pertumbuhan ekonomi.
Inisiatif ini menjadi langkah penting dalam menciptakan lingkungan usaha yang inklusif sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di berbagai wilayah Indonesia.