DPR Minta PLN Perhatikan Listrik di Aceh Selatan: Warga Komplain Listriknya Sering Padam
- Istimewa
Jakarta, VIVA - Anggota Komisi VI DPR RI, Rivqy Abdul Halim menyoroti kinerja PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan subholding saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Direktur Utama PT. PLN (Persero), Darmawan Prasodjo di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa, 3 Desember 2024.
Menurut dia, ada beberapa kinerja PLN yang menjadi catatan baginya sebagai Anggota Komisi VI DPR. Misalnya, beberapa proyek infrastruktur listrik mengalami keterlambatan. “Seperti di Sumatera, pembangunan transmisi 500 KV ini sudah sangat berlarut-larut,” kata Gus Rivqy dikutip pada Rabu, 4 Desember 2024.
Selain infrastruktur, Anggota DPR Fraksi PKB ini juga mengangkat masalah kualitas layanan PLN. Kata dia, masih banyak kasus-kasus pemadaman listrik seperti di Aceh Selatan yakni Trumon dan Bakongan. Menurut dia, masyarakat di sana sering komplain karena pemadaman listrik tersebut.
“Padahal di sana kan sudah ada sumber gas dan pembangkitnya juga banyak. PLN ada di Arun, Belawan, Paya Pasir dan Lhokseumawe. Itu bagaimana supply di Aceh? Kok sering mati nyala begitu (listriknya),” ujarnya.
Selanjutnya, Gus Rivqy juga menyoroti terkait pembangkit PLN yang menggunakan combain cycle yang merupakan gabungan dari pembangkit tenaga gas dan uap (PLTG dan PLTU) untuk ramah lingkungan. Tentu saja, ia khawatir combain cycle ini hanya tameng agar disebut go grenn. Padahal, kata dia, Marine Fuel Oil (MFO) atau bahan bakar dari residu penyulingan minyak bumi yang digunakan lebih banyak.
“Jadi combain cycle yang menggunakan bahan bakar gas itu berapa persen PLN memanfaatkan bahan bakar gas? Kemudian berapa persen PLN memanfaatkan MFO? Jangan-jangan penggunaan gas ini hanya sebagai tameng aja biar gaya go green, tapi yang lebih banyak dipakai MFO-nya,” jelas dia.
Maka dari itu, ia menilai pemaparan dari Bos PLN hanya menampilkan data-data yang bagus saja. Sedangkan, laba bersih PLN pada kuartal III tahun 2024 itu mengalami penurunan.
“Memang presentasinya sangat menarik, tapi yang disampaikan hanya pendapatan penjualan yang ‘cantik-cantik’ saja. Sementara laba bersih PLN pada kuartal III 2024 mengalami penurunan 3,3 persen dan beban usaha juga naik 14,69 persen,” pungkasnya.