Laporan Bos PLN ke DPR: Keuangan PLN 3 Tahun Terakhir Terbaik Sepanjang Sejarah

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, dalam RDP dengan Komisi VI DPR, Selasa, 3 Desember 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo atau yang karib disapa Darmo, membeberkan keberhasilan transformasi PLN Etape 1 kepada Komisi VI DPR. Hal itu diakuinya sebagai hasil dari tindakan korektif internal perusahaan, yang menurutnya kini sudah berbuah manis.

Bawaslu RI Ungkap 81 Orang Pengawas Meninggal Dunia

Dia pun menjabarkan lonjakan kondisi keuangan PLN, yang di tahun 2020 memiliki pendapatan bersih sekitar Rp 5,9 triliun. Namun pada tahun 2021, pendapatan bersih PLN meroket menjadi Rp 13,2 triliun, tahun 2022 naik menjadi Rp 14,4 triliun, dan di tahun 2023 kembali naik menjadi Rp 22,1 triliun.

"Selama 3 tahun berturut-turut, kondisi kinerja keuangan kami adalah kinerja keuangan yang terbaik dalam sejarah PT PLN Persero," kata Darmo dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Selasa, 3 Desember 2024.

DPR-KPU Sepakat Pilkada Ulang Digelar 27 Agustus 2025 jika Kotak Kosong Menang

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo di Komisi VII DPR RI.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya-tangkapan-layar

Selain itu, Dia juga menjelaskan bahwa pertumbuhan pendapatan berjalan sangat sehat, dimana revenue PLN pada 2020 yang sebesar Rp 346 triliun meningkat menjadi Rp 487 triliun di 2023 atau naik sekitar 12 persen per tahun.

BUMI Resources Bukukan Laba Bersih Rp 1,85 Triliun hingga Kuartal III-2024

Sementara laba bersih juga juga meningkat dengan drastis sehat, dimana tercatat bahwa pada tahun 2020 laba bersih PLN yang sebesar Rp 6 triliun melonjak menjadi Rp 22,1 triliun di tahun 2023.

Kemudian dari aspek liabilities (kewajiban utang) juga berhasil dipangkas, dari sebesar Rp 451 triliun di 2020 menjadi Rp 396 triliun di tahun 2023 atau berkurang 4 persen per tahun.

Sementara debt service coverage ratio (DSCR) alias rasio cakupan layanan utang, yakni pendapatan operasional dibagi dengan layanan utang, tercatat meningkat dari 1,40x di 2020 menjadi 1,72x di tahun 2023.

"Jadi kalau operating revenue kami tinggi, dan debt service pembayaran hutang tahunan bisa kami turunkan, maka ratio-nya akan naik, dan itu semakin sehat. Sebab utang bisa diturunkan, dan rasio penerimaan pendapatan operasional kami dibanding dengan pembayaran hutang juga semakin besar," kata Darmo 

"Karena tentu saja, kami tidak mungkin bisa menjalankan tugas dari negara tanpa menjaga financial strength, kekuatan finansial, dan financial sustainability dari PT PLN Persero. Ini menjadi salah satu tolak ukur yang sangat penting," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya