Bursa Asia Perkasa Mengikuti Lonjakan Signifikan di Wall Street
- Pixabay
Asia, VIVA – Bursa Asia-Pasifik menunjukkan pergerakan lebih tinggi saat membuka perdagangan pasar, Selasa, 3 Desember 2024. Kenaikan mengikuti lompatan mengesankan indeks acuan di Wall Street sukses mencapai rekor terbaru.
Nikkei 225 Jepang diperdagangkan 1,1 persen lebih tinggi diikuti Topix yang melonjak sebanyak 0,89 persen di awal perdagangan pasar.
Kospi Korea Selatan melesar 1,11 persen. Begitu juga indeks Kosdaq melambung sebanyak 1,39 persen.
Indeks S&P/ASX 200 Australia menguat sebesar 0,69 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong berada lebih tinggi dari penutupan terakhir, yaitu naik dari level 19.550,29 menjadi 19.628.
Kinclongnya dua indeks Korea Selatan dipengaruhi laporan laju inflasi negara pada bulan November naik menjadi 1,5 persen secara year on year (yoy). Pencapaian tersebut lebih rendah dari yang diharapkan oleh para ekonom, yaitu sebesar 1,7 persen.
Pada bulan Oktober, tingkat inflasi Korea Selatan berada di level 1,3 persen. Artinya mengalami kenaikan 0,2 persen secara bulanan.
Dikutip dari CNBC International pada Selasa, 3 Desember 2024, para pelaku pasar tengah bersiap menghadapi gelombang laporan ekonomi. Selain itu, investor juga menantikan komentar dari pejabat Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) yang akan memengaruhi arah suku bunga ke depan.
Semalam di Wall Street, kedua indeks menyentuh level tertinggi intraday baru dan ditutup pada rekor tertinggi. S&P 500 naik 0,24 persen dan ditutup menjadi 6.047,15 sementara Nasdaq Composite juga melompat ke area 19.403,95 setelah menguat sebesar 0,97 persen.
Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,29 persen atau 128,65 poin dan ditutup pada level 44.782,00. Indeks saham unggulan ini sempat melampaui level 45.000 pada siang hari yang menjadi level penting yang dicapai beberapa kali minggu lalu.
Pelaku pasar global juga akan memantau laporan penggajian AS bulan November 2024 yang akan dirilis Jumat, 6 Desember 2024. Laporan akan memberikan gambaran tentang kekuatan pasar tenaga kerja menjelang pertemuan kebijakan The Fed As pada tanggal 17-18 Desember 2024.
Saat ini, kontrak berjangka dana Fed memperkirakan probabilitas 76 persen. Kondisi ini mengindikasikan bank sentral akan menurunkan suku bunga selama pertemuan kebijakannya, menurut FedWatch Tool.