Targetkan Produksi Setengah Juta Ton Gabah, PTPN Genjot Program TAMPAN

[dok. Humas PTPN III (Persero)]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Kementerian BUMN melakukan kolaborasi strategis bareng Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, serta Institut Pertanian Bogor (IPB University), guna memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. 

Daftar Harga Pangan 2 Januari 2024: Cabai dan Daging Sapi Naik

Wakil Menteri BUMN, Aminuddin Ma'aruf mengatakan, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui sub holding PTPN IV PalmCo, memiliki potensi produksi sedikitnya 258 ribu ton beras selama lima tahun mendatang.

Hal itu dilakukan melalui optimalisasi areal peremajaan sawit rakyat, dengan pola intercropping atau tumpang sari tanaman padi melalui program Tanam Padi PT Perkebunan Nusantara (TAMPAN).

Daftar Harga Pangan Hari Ini 31 Desember 2024: Bawang hingga Cabai Naik

"Program TAMPAN merupakan langkah yang tepat untuk mengakselerasi target swasembada pangan nasional, dengan memanfaatkan areal peremajaan sawit rakyat yang dikelola PTPN melalui mekanisme intercropping atau tumpang sari dengan tanaman padi gogo," kata Ma'aruf dalam keterangannya, Minggu, 1 Desember 2024.

Foto udara pekerja memetik pucuk daun teh di area perkebunan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI, Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Senin, 14 Januari 2019.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Tok, Prabowo Putuskan Pemerintah Tak Impor Beras pada 2025

Selain menjawab kebutuhan swasembada pangan, Dia mengatakan bahwa program ini juga menjadi jawaban bagi petani dalam masa transisi peremajaan sawit.

"Dengan memanfaatkan inovasi intercropping padi gogo di lahan sawit rakyat, maka tidak hanya membantu petani meningkatkan produktivitas, tetapi juga mempercepat upaya Indonesia menuju swasembada pangan yang menjadi visi Presiden," ujarnya.

Untuk mencapai visi tersebut, Kementerian BUMN memberikan dukungan agar program TAMPAN dapat berjalan secara berkelanjutan. Di mana saat ini Kementerian BUMN telah memiliki ekosistem berupa program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat alias Program Makmur.

Melalui ekosistem yang salah satunya adalah menyangkut komoditas padi tersebut, maka para petani tidak perlu ragu untuk memasarkan hasil panen padi mereka selama menunggu tanaman sawit yang diremajakan mulai menghasilkan.

Petani menanam bibit tanaman padi di areal persawahan Desa Ketanjung, Karanganyar, Demak, Jawa Tengah.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aji Styawan

"Kami memiliki ekosistem makmur. Kami yakin dengan dukungan seluruh pihak, bahu membahu, bersama kita bisa wujudkan kemandirian pangan. Tadi sudah disampaikan bahwa Bulog akan jadi off-taker. Mudah-mudahan dengan ekosistem yang sudah ada, menjawab keraguan petani utk peningkatan produktivitas," ujarnya.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani menjelaskan, dari total perkebunan sawit rakyat seluas 6,94 juta hektare di seluruh Indonesia, 40 persen di antaranya atau sekira 2,8 juta hektare telah memasuki fase tanaman tua dan harus segera diremajakan. 

"Dari 2,8 juta sawit yang memasuki usia renta di Indonesia, terdapat potensi PSR seluas 400 ribu hektare per tahun. Dari angka tersebut, PTPN menargetkan dapat berkontribusi 40 ribu hektare per tahun. Artinya, terdapat potensi program intercropping seluas 206 ribu hektare selama lima tahun mendatang," kata Ghani.

"Dari luasan areal TAMPAN selama lima tahun mendatang itu, Ghani mengatakan bahwa PTPN berpotensi memproduksi sedikitnya setengah juta ton gabah atau 258.491 ton padi untuk masyarakat Indonesia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya