Private Placement Direstui, BNBR Lunasi Utang ke Eurofa dan SMIL

Wakil Direktur Utama BNBR, Anindra Ardiansyah Bakrie, dan Direktur Keuangan BNBR, Roy Hendrajanto M. Sakti, usai menggelar RUPSLB BNBR di Bakrie Tower, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 28 November 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Para pemegang saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menyetujui upaya konversi sebagian utang kepada kreditur, melalui penerbitan saham baru dengan mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement.

IHSG Ditutup Terkoreksi pada Sesi I, Saham INKP hingga AMMN Jadi Top Gainers

Wakil Direktur Utama BNBR, Anindra Ardiansyah Bakrie meyakini, persetujuan private placement yang diperoleh BNBR melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) itu akan turut membuat rasio utang BNBR menjadi lebih sehat.

"Konversi utang menjadi saham baru ini akan memperbaiki posisi keuangan perseroan, sehingga perseroan akan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan berkurang, dan arus kas lebih kuat," kata Ardi Bakrie, sapaan akrabnya, saat ditemui usai RUPSLB di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 28 November 2024.

Bos Amman Gelontorkan Rp 13,58 Miliar Borong Saham AMMN di Harga Bawah
Bakrie & Brothers

Bakrie & Brothers

Photo :
  • Istimewa

Aksi korporasi ini membuat BNBR menerbitkan saham baru, yakni sebanyak 13,35 miliar saham biasa Seri E atau setara 7,70 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan dengan harga pelaksanaan Rp 64 per saham.

Anak Usaha Pelindo Tebar Dividen Interim Rp 44,4 Miliar, Simak Jadwal Lengkapnya!

"Pelaksanaan private placement dilakukan untuk mengonversi utang Perseroan kepada Eurofa Capital Investment Inc (Eurofa) dan Silvery Moon Investment Ltd (SMIL), dengan nilai maksimal sebesar Rp 855 miliar," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BNBR, Roy Hendrajanto M. Sakti menambahkan, utang BNBR kepada Eurofa sebesar US$50 juta atau setara Rp750 miliar, akan dikonversi menjadi saham baru sebanyak 11,71 miliar lembar saham.

Sementara utang Perseroan kepada SMIL disepakati untuk dikonversi menjadi saham baru, dengan nilai Rp 105 miliar atau sebanyak maksimal 1,64 miliar lembar saham melalui skema private placement. Roy menjelaskan, nilai tersebut merupakan sisa dari awal utang Perseroan kepada SMIL sebesar Rp 465,11 miliar, yang telah diselesaikan perseroan senilai Rp 360,10 miliar sampai dengan tanggal jatuh tempo 30 September 2024.

"Dengan disetujuinya penerbitan saham baru ini, maka utang BNBR kepada Eurofa dan SMIL akan dikonversi menjadi modal ditempatkan dan disetor penuh dan seluruh utang perseroan kepada Eurofa dan SMIL menjadi lunas," kata Roy.

Menurutnya, aksi korporasi ini akan membuat total liabilitas perseroan turun sebesar Rp 855 miliar. Sehingga berdasarkan laporan posisi keuangan per 30 Juni 2024, total liabilitas perseroan turun dari Rp 4,48 triliun menjadi Rp 3,62 triliun. Selain itu, ekuitas juga meningkat dari Rp 2,78 triliun, menjadi sebesar Rp 3,64 triliun. 

Dengan peningkatan ekuitas tersebut, Roy memastikan bahwa rasio total aset lancar terhadap total liabilitas jangka pendek akan mengalami peningkatan, dari sebelumnya 102,17 persen menjadi 130,28 persen. Sementara rasio liabilitas terhadap ekuitas perseroan akan mengalami penurunan, dari sebelumnya 1,61x menjadi 1,00x. 

"Rasio liabilitas terhadap total aset Perseroan juga akan mengalami penurunan dari sebelumnya 0,62x menjadi 0,50x," ujarnya.

Ilustrasi peningkatan utang pemerintah Indonesia.

Utang Pemerintah Naik ke Posisi Rp 8.560,36 Triliun di Awal Pemerintahan Prabowo

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, jumlah utang pemerintah per akhir Oktober 2024 mencapai Rp 8.560,36 triliun.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024