Jangan Salah Paham! Ini Penjelasan Lengkap Crypto & Bitcoin (BTC) untuk Pemula

Ilustrasi Risiko dan Pertimbangan Investasi Cryptocurrency
Sumber :
  • pexels.com/RDNE Stock project

VIVA –  Seiring dengan semakin populernya cryptocurrency seperti Bitcoin, banyak orang yang masih merasa bingung dan ragu tentang apa itu crypto dan bagaimana cara memulai investasi di dalamnya. Banyak kesalahpahaman yang beredar, seperti anggapan bahwa Bitcoin tidak memiliki nilai, tidak bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, atau bahkan hanya digunakan untuk kegiatan ilegal.

Bursa Asia Kinclong saat Wall Street Terbebani Anjloknya Saham Teknologi

Di Indonesia, meskipun crypto mulai diterima, ketidakpahaman ini masih menghambat banyak orang untuk memanfaatkan peluang yang ada. Pernahkah Anda mendengar orang yang mengatakan bahwa Bitcoin tidak nyata karena tidak memiliki bentuk fisik? Atau mungkin Anda terpengaruh oleh anggapan bahwa crypto hanya digunakan oleh kelompok tertentu atau bahkan terkait dengan tindak kejahatan?

Mungkin Anda juga pernah merasa takut untuk berinvestasi karena khawatir kehilangan uang atau tidak tahu harus mulai dari mana. Ketakutan dan kebingungan seperti ini sering kali menghalangi banyak orang untuk menjelajahi potensi luar biasa yang ditawarkan oleh crypto dan Bitcoin.

Jaga Keamanan Data Nasabah, BRI Tegaskan Pentingnya Masyarakat Hindari Instalasi APK Ilegal

Dilansir dari channel youtube @ngomongin uang, yang membahas berbagai kesalahpahaman dan miskonsepsi yang sering muncul terkait aset kripto, khususnya Bitcoin.

Apa Itu Crypto dan Bitcoin (BTC)?

Pemerintah Targetkan Investasi Rp13 Ribu Triliun pada 2025-2029

Crypto atau cryptocurrency adalah mata uang digital yang menggunakan teknologi kriptografi untuk menjamin transaksi dan mengontrol penciptaan unit baru. Berbeda dengan uang fisik yang kita kenal, crypto hanya ada di dunia digital. Cryptocurrency juga berbasis pada teknologi blockchain yang terdesentralisasi, artinya tidak ada pihak ketiga yang mengontrol, seperti bank atau lembaga keuangan.
Bitcoin (BTC) adalah jenis cryptocurrency pertama yang diciptakan pada tahun 2008 oleh seseorang (atau kelompok orang) dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Bitcoin menggunakan teknologi blockchain untuk melakukan transaksi yang aman dan efisien tanpa perantara. Sejak pertama kali diluncurkan, Bitcoin telah menjadi aset utama dalam dunia cryptocurrency dan terus berkembang pesat.

Kesalahpahaman Umum tentang Crypto & Bitcoin (BTC)

Semakin populernya cryptocurrency seperti Bitcoin, banyak kesalahpahaman yang sering muncul di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang baru mengenal dunia crypto. Untuk membantu mengatasi kebingungan ini, mari kita bahas beberapa kesalahpahaman umum yang sering terdengar mengenai crypto dan Bitcoin (BTC).

1. Crypto Tidak Memiliki Wujud Fisik

Banyak orang beranggapan bahwa karena crypto tidak memiliki bentuk fisik seperti uang kertas atau logam, maka crypto tidak memiliki nilai yang sesungguhnya. Mereka menganggap Bitcoin hanya sebuah alat spekulasi semata tanpa dasar yang jelas.

Meskipun Bitcoin dan cryptocurrency lainnya memang tidak memiliki bentuk fisik, nilai mereka setara dengan layanan digital lainnya yang banyak kita gunakan sehari-hari. Sebagai contoh, aplikasi streaming atau layanan cloud computing yang kita gunakan untuk menyimpan data juga tidak memiliki bentuk fisik, tetapi memiliki nilai yang sangat besar di pasar.

Sama halnya dengan Bitcoin, nilainya ditentukan oleh permintaan pasar dan manfaat yang diberikannya, bukan karena adanya bentuk fisik.

2. Bitcoin Tidak Memiliki Nilai Fundamental

Ada anggapan bahwa Bitcoin tidak memiliki nilai intrinsik karena tidak didukung oleh aset fisik seperti emas atau dolar. Banyak orang berpikir bahwa Bitcoin hanyalah sebuah spekulasi yang mudah hilang nilainya.

Faktanya, Bitcoin memiliki nilai fundamental yang kuat, yang terletak pada teknologi blockchain yang mendasarinya. Blockchain adalah sistem yang transparan, terdesentralisasi, dan aman, yang memungkinkan transaksi Bitcoin terjadi tanpa perantara.

Selain itu, Bitcoin juga memiliki algoritma pembatasan pasokan yang membatasi jumlah maksimal Bitcoin yang dapat ditambang, yaitu 21 juta. Fitur ini membuat Bitcoin langka dan memberi nilai intrinsik pada aset tersebut.

3. Crypto Tidak Berguna dalam Kehidupan Sehari-hari

Banyak orang berpikir bahwa crypto hanya digunakan sebagai alat investasi dan tidak memiliki kegunaan lain dalam kehidupan sehari-hari.

Faktanya, Crypto, terutama Bitcoin dan Ethereum, telah banyak digunakan di berbagai bidang. Ethereum, misalnya, memungkinkan pembuatan aplikasi berbasis blockchain (dApps) yang berguna dalam kehidupan sehari-hari, seperti layanan pinjam-meminjam uang (DeFi) dan bahkan game berbasis blockchain.

Beberapa negara juga telah menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi, seperti El Salvador, yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Dengan adopsi yang terus berkembang, crypto bukan hanya sekedar alat investasi, tetapi juga sebuah inovasi yang mengubah cara kita bertransaksi.

4. Crypto Hanya Digunakan untuk Praktik Ilegal

Banyak yang beranggapan bahwa crypto, terutama Bitcoin, hanya digunakan untuk kegiatan ilegal seperti pencucian uang atau penghindaran pajak. Memang, ada pihak-pihak yang menyalahgunakan crypto untuk tujuan ilegal, namun hal ini tidak sepenuhnya menggambarkan crypto.

Teknologi blockchain, yang menjadi dasar dari crypto, justru mempermudah pelacakan transaksi karena sifatnya yang transparan dan abadi. Setiap transaksi yang terjadi tercatat di blockchain, yang dapat diakses oleh siapa saja. Dengan demikian, blockchain membantu otoritas hukum dalam mengungkap kejahatan dan meningkatkan keamanan transaksi. Crypto semakin diterima di banyak negara sebagai alternatif pembayaran yang sah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya