Tameng Ubah Desa di Malang Ini Jadi Pusat Hortikultura Modern

Program Tawangargo Smart-Eco Farming Village (TAMENG).
Sumber :
  • Istimewa.

Jakarta, VIVA – Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, diubah menjadi pusat hortikultura modern dan ramah lingkungan. Hal itu dilakukan melalui, Program Tawangargo Smart-Eco Farming Village (Tameng).

Grace Tahir Kritik Ide Gila Pemimpin Partai Jepang, Perempuan Tak Boleh Sekolah hingga Dipaksa Aborsi

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dalam menyatakan, melalui program inovatif tersebut mampu menjadikan Desa Tawangargo sebagai sentra penghasil tanaman hortikultura, sekaligus model masa depan pertanian berkelanjutan di Indonesia. Program Tameng awalnya merupakan solusi peningkatan produktivitas hortikultura dengan pendekatan climate smart agriculture.

"Keberhasilan tahap awal ini terus memotivasi kami untuk mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru di program Tameng. Kami bersama petani binaan berkomitmen menjadikan Tawangargo sebagai sentra hortikultura modern dan ramah lingkungan," ujar Dwi dikutip dari keterangannya, Rabu, 27 November 2024.

Garap Lahan Pertanian 20 Ha Pakai Padi Biosalin, PGN Gandeng BRIN hingga Pemkot Semarang

Dia menjelaskan, ada beberapa inovasi ramah lingkungan terbaru yang dijalankan di program Tameng. Antara lain penggunaan solar cell dengan kapasitas 1.000 Watt peak (Wp), dengan menggunakan enam panel surya dan empat baterai yang mampu menghidupkan berbagai alat dan mesin pertanian (alsintan).

Perusahaan mendorong penggunaan energi terbarukan dengan mengganti sumber energi listrik dengan sumber energi yang berasal dari matahari untuk kegiatan pertaniannya dalam mengoperasikan sejumlah alat. Di antaranya pompa air, water drip, sprinkle dan lainnya.

Kelompok Petani Jeruk di Curup Bengkulu Jangkau Pasar Lebih Luas Berkat Pemberdayaan BRI

Ilustrasi teknologi pertanian.

Photo :
  • Pixabay

Selain itu, melalui program ini juga dilengkapi dengan rumah pengolahan limbah pertanian yang mampu memproduksi pupuk organik cair dan agensia hayati sehingga dapat dimanfaatkan untuk budidaya pertanian. Hasil pertanian yang diproduks mampu dikelola menjadi produk hilir, yaitu mi sayur. Mi yang dapat dimasak menjadi berbagai menu masakan dibuat dari bahan baku sayuran yang dibudidayakan dalam Tameng.

"Saya juga sangat mengapresiasi pemanfaatan paving berbahan baku fly ash dan bottom ash (FABA) yang diambil dari pabrik Petrokimia Gresik. Inovasi ini mampu memanfaatkan sisa produksi menjadi produk bernilai tambah," ujarnya.

Sementara itu pada pembinaan Tameng, perusahaan juga mengimplementasikan Smart Precision Farming sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Petrokimia Gresik mendorong regenerasi petani dengan membuat iklim tani yang lebih modern. Selain itu, membangun kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memberikan edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani.

Perusahaan juga membimbing petani untuk mampu mengadopsi berbagai teknologi terkini seperti internet of things (IoT), sistem drip dan alat uji tanah yang telah terbukti mampu mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan mempermudah pekerjaan para petani.

"Implementasi teknologi ini juga telah menarik minat para petani muda untuk terjun dan berkontribusi dalam dunia pertanian," ujar Dwi Satriyo.

Melalui program ini, lanjutnya, mampu menciptakan kemandirian ekonomi bagi petani, serta memberikan dampak baik yang berkelanjutan. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya