Harga Bitcoin Merosot, Gagal Tembus 100.000 Dolar AS Per Keping
- Pioneering Minds
Jakarta, VIVA – Harga Bitcoin kembali turun pada Selasa, 26 November 2024, setelah sempat mencatat rekor tertinggi lebih dari 99.000 dolar AS per keping pekan lalu.
Penurunan ini terjadi seiring kekhawatiran pasar atas ancaman tarif baru dari Presiden AS terpilih, Donald Trump.
Pada pukul 17.17 WIB, Bitcoin tercatat melemah berada di level 93.190 dolar AS. Penurunan ini kemungkinan dipicu oleh aksi ambil untung yang turut menjadi penyebab setelah Bitcoin gagal menembus level 100.000 dolar AS.
Melansir dari Investing, reli Bitcoin sebelumnya didorong oleh optimisme pasar terhadap regulasi yang diperkirakan lebih ramah terhadap kripto di bawah kepemimpinan Trump. Namun, ancaman tarif impor hingga 10% untuk Tiongkok dan 25% untuk Kanada serta Meksiko, mengubah sentimen risiko.
Dalam pernyataannya, Trump menyebut tarif baru tersebut dirancang untuk menekan imigrasi ilegal serta peredaran narkoba ke AS. Meski demikian, ancaman ini memicu kekhawatiran akan terjadinya perang dagang baru antara negara-negara ekonomi besar, yang berpotensi memperlambat pertumbuhan global.
Dampaknya pun meluas ke pasar keuangan. Aset berisiko seperti saham pun turut terpukul, sementara dolar AS menguat mendekati level tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Saat ini, pelaku pasar kripto menanti langkah konkret Trump, yang dalam kampanyenya berjanji akan menjadikan AS sebagai pusat kripto dunia. Beberapa anggota kabinet pilihannya, termasuk Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan, juga dikenal mendukung aset digital. Namun, kebijakan pasti baru akan terlihat setelah Trump resmi menjabat pada Januari 2025.
Terkait penurunan harga Bitcoin ini juga menyeret sebagian besar aset kripto lainnya. Solana, Cardano, dan Polygon anjlok antara 1,9% hingga 6,3%. Dogecoin turun 4,2%, sementara XRP melemah 1,4%. Namun, Ethereum mencatat sedikit kenaikan menjadi 3.242 dolar AS.
Meski begitu, prospek Bitcoin masih positif di mata pelaku pasar. Pertanyaannya, kapan Bitcoin akan kembali menguat dan berhasil menembus level 100.000 dolar AS?