Penjualan Properti Merosot, 4 Faktor Ini Jadi Biang Keroknya

Ilustrasi properti.
Sumber :
  • Dokumentasi Bank BTN

Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) mencatat perkembangan pasar properti residensial kuartal III-2024. Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR), Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) hanya tumbuh sebesar 1,46% secara tahunan atau year on year (yoy).

BI Catat Harga Properti Naik, Penjualan Merosot 7,14 Persen

Angka ini melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yang mencatat pertumbuhan sebesar 1,76% (yoy). Di sisi lain, penjualan properti residensial di pasar primer mencatat penurunan tajam sebesar 7,14% (yoy). Penurunan ini lebih besar dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih menunjukkan pertumbuhan 7,30% (yoy).

Segmen rumah tipe kecil dan menengah, menjadi penyumbang kontraksi terbesar, yang masing-masing turun sebesar 10,05% (yoy) dan 8,80% (yoy). Sementara itu, penjualan rumah tipe besar masih mencatat pertumbuhan 6,83% (yoy), meski melambat jika dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 27,41% (yoy).

Industri Properti Menggeliat, Lippo Karawaci Perluas Penawaran ke Pembeli Rumah Pertama

Secara kuartalan (qtq), kontraksi penjualan juga terus berlanjut dengan penurunan sebesar 7,62%, setelah kuartal sebelumnya mencatat kontraksi lebih dalam, yakni 12,80%. Penurunan ini terjadi di semua tipe rumah, di mana segmen rumah kecil dan menengah masing-masing mengalami kontraksi sebesar 9,80% (qtq) dan 5,25% (qtq).

4 Faktor Penghambat Penjualan Properti

KPR BRI Property Expo 2024 Berikan Kemudahan dan Keuntungan Maksimal Bagi Calon Nasabah

Ilustrasi Pengerjaan Rumah

Photo :
  • ist

Survei BI mengungkapkan, ada empat faktor utama yang menjadi penghambat penjualan properti residensial.

Pertama, kenaikan harga bahan bangunan yang mencapai 38,98%, memberikan tekanan pada biaya pembangunan dan margin pengembang.

Kedua, masalah perizinan yang memengaruhi 27,33% responden.

Ketiga, proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pengaruh sebesar 18,53%.

Keempat, yakni pajak properti yang dirasakan memberatkan oleh 15,61% responden.

Meski demikian, mayoritas konsumen rumah primer tetap menggunakan skema KPR, yang mendominasi hingga 75,80% dari total transaksi.

Sementara itu, dari sisi pengembang, pembiayaan pembangunan masih bergantung pada dana internal, yang mencapai 74,31% dari total pendanaan.

Ilustrasi KPR

Meski Harga Rumah Melambat, KPR Tetap Jadi Andalan Mayoritas Konsumen

Mayoritas masyarakat ternyata masih mengandalkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk membeli rumah primer mereka.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024