OJK Ungkap Ragam Tantangan Global dalam Wujudkan Program Asta Cita Prabowo

Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK, Sophia Wattimena, di acara 'Risk and Governance Summit 2024', di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa, 26 November 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bakal mengedepankan penguatan teknologi, pencegahan dan pemberantasan korupsi, serta penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan. Hal itu sebagaimana yang termaktub dalam Asta Cita pada poin 4, 7, dan poin 8, yang diharapkan oleh Prabowo dapat menjadi bagian dari arah fokus pembangunan nasional Indonesia di masa depan.

OJK Issues New Rule for Crypto Asset Trading Supervision

Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK, Sophia Wattimena mengatakan, dari ketiga sasaran tersebut, semestinya sektor keuangan di Tanah Air dapat melihatnya sebagai peluang strategis, untuk berkontribusi secara signifikan dalam pencapaiannya.

"Tentunya sambil tetap memprioritaskan pengelolaan risiko yang efektif," kata Sophia di acara 'Risk and Governance Summit 2024', di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa, 26 November 2024.

Makin Meresahkan! 8.000 Rekening Judi Online dan Ribuan Pinjol Ilegal Dibasmi OJK

Presiden Prabowo Subianto.

Photo :
  • Florence Lo/Pool Photo via AP

Dia menambahkan, sangat penting untuk mengantisipasi risiko yang muncul dan berpotensi mengganggu keberlangsungan bisnis, di tengah berbagai ketidakpastian global yang masih terus terjadi hingga saat ini. Sophia menjabarkan, berdasarkan laporan 'Global Risk Report 2024' terbitan World Economic Forum (WEF), saat ini dunia menghadapi tantangan yang semakin kompleks.

Banyak Bank Bangkrut, OJK Pastikan Seluruh BPR dan BPRS di Indonesia Dalam Pengawasan Normal

Dimana berbagai macam jenis risiko global seperti disinformasi, cyber insecurity, extreme weather, dan ketidakpastian geopolitik, masih terus memberikan tekanan besar pada perekonomian dunia dan belum diketahui kapan akan berakhir.

"Lebih dari itu, transformasi digital yang semakin cepat dan membuka peluang besar untuk inovasi, nyatanya juga membawa risiko baru termasuk dalam hal keamanan cyber," ujar Sophia.

Dia menambahkan, hal ini sejalan dengan publikasi Institute of Internal Auditor (IIA) tentang Risk in Focus tahun 2025, dimana cyber security, digital disruption termasuk AI, dan climate change, akan menjadi lima risiko teratas yang perlu menjadi perhatian berbagai pihak ke depannya.

"Karenanya, kami berupaya untuk menyelenggarakan Risk and Governance Summit 2024 ini, sebagai upaya kita untuk bersama-sama menyikapi risiko-risiko tersebut, dan tentunya membangun integritas dimanapun kita ditempatkan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya