Bahlil Ungkap PNBP Sektor Minerba Tumbuh Berkali-kali Lipat, Tembus Rp 170 Triliun
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan total kontribusi sektor mineral dan batu bara (minerba) terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dia mengatakan, apabila pada tahun 2014 silam sektor minerba hanya mampu berkontribusi sebesar Rp 29 triliun terhadap PNBP, saat ini sudah tumbuh berkali-kali lipat hingga mencapai Rp 170 triliun.
"Jadi memang dulu (sektor minerba) ini tidak terlalu dijadikan sebagai sumber pendapatan utama negara. Tapi sekarang ini 10-11 persen dari PNBP itu berasal dari sektor Minerba," kata Bahlil di acara Minerba Expo 2024, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 25 November 2024.
Bahkan, Bahlil memastikan bahwa saat ini akumulasi PNBP di sektor ESDM kepada pendapatan negara, telah mencapai angka lebih dari Rp 300 triliun. "Termasuk sektor hulu Migas," ujarnya.
Karenanya, Bahlil mengaku telah diamanatkan kepercayaan yang besar oleh Presiden Prabowo Subianto, untuk mengoptimalkan program-program hilirisasi kedepannya demi membantu pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebab, lanjut Bahlil, Pemerintahan Prabowo-Gibran telah menjadikan program hilirisasi sebagai salah satu instrumen penting agar Indonesia bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen, bahkan hingga mencapai 8 persen.
Terlebih, dengan sumber daya minerba melimpah yang dimiliki oleh Indonesia, hal itu menurutnya sangat perlu dimanfaatkan dengan baik. Seperti misalnya untuk batu bara, dimana Indonesia pada tahun 2023 telah memproduksi hampir 800 juta ton batu bara, dengan 600 juta ton di antaranya untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
"Kalau 600 (juta ton), berarti 35-40 persen dari total kebutuhan global yang beredar (di pasar global yang mencapai 1,4 miliar ton), dan itu kontribusi dari Indonesia," kata Bahlil.
"Begitu juga nikel. Hasil survei Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) memproyeksi, potensi nikel Indonesia merupakan 42 persen dari total cadangan nikel dunia," ujarnya.