Susun Roadmap, Bahlil Sebut Kebutuhan Investasi Hilirisasi Capai US$618 Miliar hingga 2040

Hilirisasi. (ilustrasi)
Sumber :
  • INALUM

Jakarta, VIVA – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menegaskan dukungannya terhadap upaya mengimplementasikan arahan Presiden Prabowo Subianto mengenai keberlanjutan hilirisasi dalam program Asta Cita. Bahlil mengungkapkan pihaknya pun sudah membuat peta jalan (road map) hilirisasi.

4 Koin Kripto Diprediksi Punya Prospek Cerah: Investasi Sekarang, Amankan Masa Depan Keuangan Anda!

Dia menjelaskan, program hilirisasi sebagai salah satu instrumen peningkatan pertumbuhan ekonomi di pemerintahan Prabowo, membutuhkan investasi hingga mencapai US$618 miliar hingga tahun 2040 mendatang.

"Jadi hilirisasi sebagai instrumen daripada peningkatan pertumbuhan ekonomi itu, total investasi sampai dengan 2035-2040 kita butuhkan itu mencapai US$618 miliar," kata Bahlil di acara Minerba Expo 2024, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 25 November 2024.

Toyota Guyur Investasi Mobil Hybrid Rp24 Triliun ke Thailand, Indonesia Bagaimana?

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, di acara Minerba Expo 2024, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 25 November 2024

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Di menambahkan, dari kebutuhan investasi di sektor hilirisasi sebesar US$618 miliar tersebut, sekitar 91 persennya berada di Kementerian ESDM, sektor hulu migas, serta sektor mineral dan batubara (minerba). "Tapi Minerba yang paling banyak," ujarnya.

Rahasia Sukses Investasi: Due Diligence untuk Milenial dan Gen Z yang Visioner

Bahlil mengatakan, setelah pemerintah berhasil mendorong hilirisasi nikel, saat ini upaya mendorong nilai tambah bagi komoditas tersebut menurutnya sudah berada di jalur yang benar. Namun, kedepannya Dia memastikan bahwa pemerintah tidak hanya berhenti pada upaya mendorong nilai tambah komoditas tersebut, melainkan terus mendorongnya sampai pada tahap produksi barang jadi.

Langkah menuju hal itu pun menurut Bahlil juga sudah mulai diimplementasikan saat ini, misalnya dalam upaya membangun ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

"Contoh, sekarang kita membangun ekosistem baterai mobil listrik. Sekarang baterainya sudah ada 10 Gigawatt di Karawang. Bulan ini kita prekursor sudah langsung kita ekspor ke Amerika Serikat, ke produk Tesla, bulan ini. Nah kemudian kita akan dorong juga kepada Katoda," kata Bahlil.

Dengan strategi ini, Bahlil meyakini bahwa kedepannya Indonesia akan menjadi salah satu negara pertama di dunia, yang membangun ekosistem baterai mobil listrik yang lengkap dari hulu ke hilir. Yakni mulai dari mining, smelter, HPAL, prekursor, katoda, baterai cell, sampai dengan recycle-nya.

"Dan ini sudah kita bangun kurang lebih sekitar 70-80 persen progresnya. Ini yang akan menjadi salah satu daya tarik bagi investor untuk masuk dalam melakukan investasi di Indonesia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya