Harga Bitcoin Dekati Level US$100 Ribu, Seberapa Tinggi Lagi Potensi Cuannya?

Bitcoin dan aset kripto.
Sumber :
  • Pioneering Minds

Jakarta, VIVA – Harga Bitcoin mengalami lonjakan fantastis hingga mendekati level US$100.000. Kenaikan harga aset digital termahal di dunia bahkan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa atau all high time (ATH).

Bursa Asia Kinclong Seiring Indeks Australia Cetak Rekor, Investor Nantikan Sederet Data Ekonomi

Dikutip dari CoinMarketCap pada Senin, 25 November 2024, Bitcoin berada di level US$97.767,87 atau Rp 1,55 miliar (estimasi kurs Rp15.944). Dalam perdagangan 24 jam terakhir, harga Bitcoin sempat menembus harga US$98,546.88.

Kondisi tersebut menjadi tonggak sejarah bagi Bitcoin yang berhasil melampaui harga US$ 97 ribu untuk pertama kalinya sejak diluncurkan pertama kali tahun 2009. Para investor Bitcoin pun meyakini tren kenaikan masih terus berlanjut bahkan ada yang berpandangan koin kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar berpeluang menyentuh level US$ 100 ribu. 

Mengapa Harga Bitcoin dan Kripto Terus Berfluktuasi dan Bagaimana Investor Bisa Menghadapinya

Terpantau dalam tujuh hari terakhir, Bitcoin melejit 8,19 persen sejalan dengan penguatan dalam sejam terakhir sebesar 0,22 persen. Namun, perdagangan selama 24 jam terakhir justru terkoreksi tipis 0,78 persen dengan volume transaksi mencapai US$52,71 miliar. 

Aset kripto.

Photo :
  • Dok. Istimewa
Bitcoin Sentuh Rp1,57 Miliar, Semakin Dekat Tembus 100.000 Dolar Per Keping

Mengutip dari Forbes, faktor yang menyebabkan harga Bitcoin semakin kokoh karena prediktabilitas, kelangkaan, dan permintaan yang tinggi. Bitcoin memiliki nilai karena orang memilih untuk menggunakannya sebagai uang yang aman. 

Ketika nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) fluktuatif tetapi fundamental Bitcoin tidak berubah. Pada tahun 2023, Bitcoin membukukan lonjakan lebih dari 162 persen lalu seberapa tinggikah kemungkinan kenaikannya pada tahun ini?

Tidak ada yang dapat memprediksi harga Bitcoin karena secara teknis tidak ada batasan harga dalam mata uang fiat. Alasannya sederhana, yakni pasokan Bitcoin tetap sementara pasokan mata uang fiat tidak terbatas.

"Bitcoin tidak memiliki puncak karena mata uang fiat tidak memiliki dasar," demikian perkataan Max Keiser.

Jadi, jika digambarkan dalam grafik fenomena yang terjadi saat ini adalah nilai Bitcoin terus melesat sementara uang fiat flat. Padahal yang sebenarnya terjadi justru nilai Bitcoin yang datar dan nilai mata uang fiat yang menyusut imbas inflasi.

Peristiwa terkait prediksi harga Bitcoin yang semakin menggila tidak dipercayai banyak orang tetapi justru menjadi kenyataan. Saat itu, para investor veteran Bitcoin percaya harga per koin dapat mencapai US$1.000.

Sayangnya, perkiraan tersebut hanya disebut ramalan gila. Pasalnya,  harga Bitcoin masih di level US$100. Namun perkiraan tersebut menjadi kenyataan bakhan nilainya berlipat ganda. 

Hal tersebut mengingatkan bahwa proyeksi harga Bitcoin menjadi US$ 1 juta kedengaran sama gilanya dengan US$1.000 ketika beberapa tahun lalu. Tetapi banyak yang meyakini lompatan harga Bitcoin diprediksi masih akan terus berlanjut yang mana sekitar sepuluh tahun dari sekarang saat nilai dolar terdepresiasi sedemikian rupa sehingga satu keping Bitcoin sangat mungkin dihargai $1 triliun bahkan lebih.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya