Pendapatan Energi Mega Persada Naik 8 Persen di Kuartal III-2024

Paparan Publik Tahunan PT Energi Mega Persada Tbk
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) berhasil membukukan pendapatan sebesar US$319 juta pada kuartal III-2024. Jumlah itu tercatat naik 8 persen secara year on year (yoy) dibandingkan tahun 2023.

IICD Beri Apresiasi Perusahaan Emiten BEI yang Sukses Terapkan GCG

Investor Relations Advisor Energi Mega Persada Herwin W Hidayat mengatakan mengatakan, untuk EBITDA juga mengalami kenaikan secara 3 persen yoy, dari sebelumnya US$174 juta menjadi US$180 juta.

"Year on year pendapatan mengalami peningkatan sebesar 8 persen dari US$296 juta di 2023, meningkat 8 persen menjadi US$319 juta," ujar Herwin dalam konferensi pers Jumat, 22 November 2024.

Berikut Rahasia Sukses PT Paragon: Bisnis Berkah dengan Nilai-Nilai Islam

Ilustrasi wilayah kerja migas yang dikelola Energi Mega Persada Tbk.

Photo :
  • EMP.id

Herwin menuturkan, perusahaan juga berhasil membukukan laba bersih sebesar US$51 juta, atau naik 12 persen secara tahunan bila dibandingkan tahun 2023 yang sebesar US$45 juta.

Pendapatan Brigade Swasembada Pangan Bisa Lebih dari Rp 10 Juta Per Bulan, Begini Perhitungannya

Dia menjelaskan, naiknya kinerja pendapatan EBITDA dan laba bersih dikarenakan dua hal. Pertama kenaikan produksi harian minyak perusahaan dari sebelumnya 6.500 barel minyak per hari di 2023, menjadi 8.000 barel minyak per hari di 2024.

Proyek Energi Mega Persada.

Photo :
  • energi-mp.com

Sedangkan yang kedua, kenaikan kinerja perusahaan juga disebabkan oleh harga jual rata-rata minyak dan gas. yang mengalami peningkatan.

"Penjualan rata-rata harga jual minyak mengalami peningkatan sebesar 3 persen dari US$80 menjadi US$83 per barel. Harga jual gas mengalami peningkatan 2 persen year on year, dari US$6,2 menjadi US$6,3," imbuhnya.

Salah satu gerai Starbucks di Tangerang.

Pendapatan Global McDonald hingga Starbucks Babak Belur Akibat Aksi Boikot 

Perusahaan yang menghadapi boikot umumnya memiliki waralaba di berbagai negara. Akibatnya, pendapatan secara global kompak mengalami penurunan signifikan. 

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024