Biaya Hidup Makin Mahal Setelah PPN Naik 12 Persen, Ikuti 5 Cara Ini agar Tetap Survive!

Kebutuhan bahan pokok dan sayur mayur yang dijual di pasar tradisional di Bali. (foto ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)

Jakarta, VIVA – Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan meningkat dari 11% menjadi 12% mulai 1 Januari 2025.

Sandiaga Ingatkan Para Cagub soal Masalah Jakarta Bukan Hanya Banjir dan Macet

Kebijakan ini dirancang untuk meningkatkan penerimaan negara, tetapi di sisi lain diprediksi membawa dampak negatif bagi perekonomian dan masyarakat luas, salah satunya biaya hidup yang semakin mahal.

Menurut laporan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), kenaikan PPN ini berpotensi menambah tekanan inflasi yang dapat mengurangi daya beli masyarakat, terutama bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Akibatnya, akan berdampak pada pengeluaran dan konsumsi masyarakat secara keseluruhan.

PPN Naik Jadi 12% Cuma Tambah Penerimaan Rp 60 T, Faisal Basri: Korporasi Pajakin Bisa Rp 200 T

Selain itu, ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menyebutkan bahwa meskipun barang kebutuhan pokok tidak dikenai PPN, rantai pasok barang tersebut tetap akan terkena dampak kenaikan pajak.

“Meskipun barang-barang tertentu dikecualikan dari PPN, terdapat mekanisme kompleks dalam rantai pasok yang tetap akan terpengaruh oleh kenaikan pajak ini. Hal ini terutama terkait dengan biaya intermediasi seperti logistik, transportasi, dan layanan pendukung lainnya yang tetap dikenakan PPN 12 persen,” jelas Yusuf saat dihubungi VIVA, pada Senin, (18/11/2024).

Pemerintah Tetap Pertimbangkan PPN Jadi 12 Persen dalam Target APBN 2025

5 Cara Biar Tetap Survive saat PPN Naik 12%

Pedagang di pasar tradisional. (ilustrasi)

Photo :
  • VIVA/Adi Suparman.

Supaya tetap menjaga stabilitas keuangan di tengah kenaikan PPN, berikut lima cara yang bisa dilakukan:

1. Prioritaskan Pengeluaran pada Kebutuhan Pokok

Fokuskan anggaran untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan. Dengan begitu, pengeluaran dapat lebih terkendali meski harga barang meningkat.

2. Hindari Pembelian Barang yang Tidak Mendesak

Tahan diri dari membeli barang-barang mewah atau yang tidak esensial. Evaluasi kembali kebutuhan sebelum melakukan pembelian untuk memastikan uang digunakan secara bijak.

3. Manfaatkan Diskon atau Promosi

Berbelanja saat ada diskon, promosi, atau program cashback dapat membantu menghemat biaya. Kamu juga bisa memanfaatkan aplikasi belanja yang menawarkan voucher atau potongan harga.

4. Cari Sumber Pendapatan Tambahan

Pertimbangkan untuk memulai usaha kecil-kecilan seperti berjualan secara online atau menjalankan pekerjaan paruh waktu. Langkah ini dapat membantu menambah pendapatan untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup.

5. Edukasi Diri tentang Keuangan

Pelajari cara membuat anggaran, menabung secara rutin, dan mengelola keuangan dengan lebih baik. Perencanaan keuangan yang matang dapat membantu menghadapi tekanan ekonomi akibat kenaikan pajak.

Dengan mengikuti strategi-strategi ini, kamu dapat lebih siap menghadapi dampak kenaikan tarif PPN, menjaga stabilitas keuangan, dan tetap bertahan di tengah tekanan ekonomi.

Kebutuhan bahan pokok dan sayur mayur yang dijual di pasar tradisional di Bali. (foto ilustrasi)

Bahan Pokok Bakal Ikut Terdampak Kenaikan PPN Jadi 12% Meski Dikecualikan, Begini Penjelasannya

Pemerintah akan menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024