7 Cara Cerdas Menentukan Harga Jual Produk, Pahami Rumusnya!

Ilustrasi Sedang Menghitung Harga Jual Produk
Sumber :
  • freepik.com/pressfoto

VIVA – Kamu lagi merintis bisnis dan bingung gimana cara menentukan harga jual produk yang pas? Tenang aja, menentukan harga jual memang gampang-gampang susah, tapi ini adalah langkah krusial yang tidak boleh kamu sepelekan. Harga yang terlalu tinggi bikin produkmu nggak laku, sementara harga yang terlalu rendah bikin kamu rugi. Jadi, bagaimana cara menemukan harga jual yang tepat? Menentukan harga yang pas itu bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang bagaimana kamu mengelola biaya dan memahami pasar. Nah, biar bisnismu cuan dan produkmu laris manis, ada 7 cara cerdas menentukan harga jual produk. Simak baik-baik, ya!

Jokowi dan Kaesang Turun Gunung 'Kampanyekan' Paslon Respati-Astrid di Pasar Klitikan Solo

1. Keystone Pricing

Keystone pricing adalah metode penentuan harga jual di mana kamu menjual produk dengan harga dua kali lipat dari modal produksinya. Metode ini sudah lama dipakai di berbagai perusahaan retail dan cukup populer karena simpel. Tapi, ingat ya, metode ini tidak bisa dipakai sembarangan. Pastikan kualitas produkmu sebanding dengan harga yang kamu tawarkan. Jika kualitas produkmu baik dan sesuai dengan ekspektasi pasar, pelanggan tidak akan ragu untuk membeli.

Mengoptimalkan Bisnis dengan Jasa Maklon: Ketahui Keuntungan, Kekurangan, dan Cara Memilih Jasa Maklon yang Tepat

2. Cost-Plus Pricing Method

Cost-plus pricing method adalah cara menentukan harga jual dengan menjumlahkan semua biaya produksi, lalu ditambah dengan persentase keuntungan yang kamu inginkan. Biaya produksi di sini tidak cuma harga bahan baku, tetapi juga biaya operasional lainnya, seperti listrik, tenaga kerja, dan sewa tempat. Metode ini sangat berguna kalau kamu ingin memastikan setiap biaya yang dikeluarkan bisa tertutupi dan kamu mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

Tisu Mice Berubah Jadi Nano, Intip Strategi Azkia Diva Hadapi Gempuran Banjirnya Produk China

Rumus: Harga Jual = Modal + (Modal x Persentase Keuntungan)

Contoh: Modal produksi sebuah tas adalah Rp50.000 dan kamu ingin mendapatkan keuntungan sebesar 20%. Maka, harga jual tas tersebut adalah:

Harga Jual = Rp50.000 + (Rp50.000 x 20%) = Rp60.000

3. Break-Even Pricing

Break-even pricing adalah metode penentuan harga jual di mana kamu menentukan harga yang pas agar bisnismu nggak rugi, alias mencapai titik impas. Dalam metode ini, kamu perlu memperhitungkan biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Dengan mengetahui titik impas, kamu jadi bisa lebih bijak dalam menetapkan harga yang tidak hanya mencakup biaya tapi juga bisa memberi profit.

Rumus: Harga Jual = (Biaya Tetap + Biaya Variabel) / Jumlah Unit

Contoh: Biaya tetap bulanan adalah Rp1.000.000, biaya variabel per unit adalah Rp5.000, dan kamu memproduksi 100 unit produk. Maka, harga jual per unit agar mencapai titik impas adalah:

Harga Jual = (Rp1.000.000 + (Rp5.000 x 100)) / 100 = Rp15.000

4. Mark-Up Pricing Method

Mark-up pricing method mirip dengan cost-plus pricing, tapi perhitungannya lebih sederhana. Kamu cuma perlu menambahkan modal dengan persentase keuntungan yang kamu inginkan. Metode ini sangat berguna untuk produk dengan permintaan stabil dan biaya produksi yang tidak terlalu fluktuatif.

Rumus: Harga Jual = Modal + (Modal x Persentase Mark-Up)

Contoh: Modal produksi sebuah baju adalah Rp75.000 dan kamu ingin memberikan mark-up sebesar 30%. Maka, harga jual baju tersebut adalah:

Harga Jual = Rp75.000 + (Rp75.000 x 30%) = Rp97.500

5. Value-Based Pricing

Value-based pricing adalah metode penentuan harga jual berdasarkan nilai produk di mata pelanggan. Metode ini cocok untuk produk yang memiliki nilai unik atau eksklusif. Untuk menerapkan metode ini, kamu perlu melakukan riset pasar dan memahami betul target pelangganmu. Jika produkmu memiliki nilai lebih atau menawarkan pengalaman yang berbeda, pelanggan akan lebih menghargai harga yang lebih tinggi. Dengan cara ini, kamu tidak hanya menyesuaikan harga dengan biaya produksi, tetapi juga dengan seberapa besar nilai yang dirasakan pelanggan. Jika pelanggan merasa mendapatkan nilai lebih, mereka akan cenderung menerima harga yang lebih tinggi dengan lebih mudah.

6. Manufactured Suggested Retail Price (MSRP)

MSRP adalah harga jual yang disarankan oleh produsen. Metode ini biasanya dipakai untuk produk-produk seperti kendaraan bermotor, elektronik, dan obat-obatan. Kamu bisa saja menjual dengan harga di bawah atau di atas MSRP, tergantung kondisi pasar dan strategi bisnismu. Biasanya, harga yang lebih rendah dari MSRP akan memberikan daya tarik bagi pelanggan, sementara harga yang lebih tinggi bisa memberikan kesan eksklusif.

7. Harga Berdasarkan Pasar

Metode ini menentukan harga jual berdasarkan harga pasar yang berlaku. Kamu perlu melakukan riset pasar untuk mengetahui harga produk sejenis yang dijual oleh kompetitor. Setelah itu, kamu bisa menentukan harga jual yang kompetitif, baik dengan menawarkan harga yang lebih rendah, memberikan nilai lebih, atau meningkatkan kualitas produk. Memahami dinamika pasar adalah kunci untuk tetap relevan dan dapat bersaing.

Dengan berbagai metode penentuan harga jual produk di atas, kamu kini punya banyak pilihan untuk menyesuaikan strategi harga yang paling cocok dengan bisnis dan pasar yang kamu hadapi. Ingat, menentukan harga yang tepat bukan hanya soal menghitung angka, tetapi juga tentang bagaimana kamu bisa menciptakan nilai yang menarik bagi pelanggan dan memastikan keuntungan untuk bisnis. Jadi, pilihlah metode yang sesuai dengan karakteristik produk dan kebutuhan bisnismu. Selalu lakukan riset pasar dan evaluasi secara berkala agar harga yang kamu tentukan tetap kompetitif.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (foto ilustrasi)

IHSG Diprediksi Anjlok, Intip Rekomendasi Saham Potensial Cuan

IHSG diperkirakan melanjutkan koreksi pada perdagangan, Senin, 18 November 2024. IHSG melemah 0,73 persen menjadi 7.161,25 pada penutupan pasar akhir pekan lalu.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024