Bandara Komodo Masih Tutup, 73 Kapal Dikerahkan Bantu Penumpang Pesawat Keluar dari Labuan Bajo
- Jo Kenaru
Manggarai Barat, VIVA - Bandara Komodo Labuan Bajo masih ditutup akibat terdampak sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terus erupsi sejak 3 November 2024.
Otoritas Bandara Komodo hingga kini belum bisa memastikan kapan aktivitas penerbangan kembali beroperasi sebab otoritas penerbangan masih dengan status NOTAM belum memenuhi aspek keselamatan untuk penerbangan.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo, Ceppy Triono menjelaskan dampak erupsi Lewotobi Laki-Laki menyebabkan 30 penerbangan dibatalkan sejak Minggu 10 November 2024.
NOTAM (Notice to Airmen) pembatalan penerbangan diterbitkan setelah dilakukan Rapat Colaborative Decision Making CDM yang melibatkan Pihak Bandara, Airnav, BMKG serta seluruh Airlines.
“Dengan memperhatikan arah debu vulkanik Lewotobi yang bergerak menutupi seluruh ruang udara di atas pulau Flores yang berbahaya bila dilakukan penerbangan,” terang Ceppy, Rabu 13 November 2024.
Kerahkan 73 kapal
Dengan masih ditutupnya Bandara Komodo membuat 1.668 calon penumpang pesawat yang membatalkan tiket maupun wisatawan yang tertahan di Labuan Bajo selama berhari-hari terpaksa menggunakan kapal perbantuan untuk mobilitas keluar dari Labuan Bajo.
"Berdasarkan data dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Bandara Kelas III Labuan Bajo, sejak 10 November hingga 12 November pukul 08.00 WITA, sebanyak 73 kapal perbantuan sudah dikerahkan dan sebanyak 1.668 masyarakat telah menggunakan perbantuan kapal ini untuk transportasi keluar dari Labuan Bajo," ujar Budi Rahardjo selaku Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Rabu (13/11/2024).
Terdapat lima pelabuhan yang menjadi destinasi kapal perbantuan. Empat di antaranya adalah pelabuhan yang berlokasi di Nusa Tenggara Barat (NTB), yakni PelabuhanSape , Pelabuhan Labuhan Lombok, Pelabuhan Lembar, dan Pelabuhan Bima. Sementara, 1 pelabuhan tujuan lainnya merupakan Pelabuhan Benoa yang terletak di Provinsi Bali.
Budi Rahardjo mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan mengutamakan keselamatan dalam mengakses transportasi dari dan menuju Labuan Bajo, baik itu melalui jalur udara, darat, maupun laut. Akses laut dan darat dapat digunakan sebagai alternatif menunggu dibukanya kembali jalur udara.
"Masyarakat dapat memanfaatkan kapal perbantuan terlebih dahulu menuju NTB dan Bali. Setelah itu, mengambil penerbangan melalui dua lokasi tersebut," jelas Budi.
Sebagai tambahan informasi, sejumlah penerbangan rute Jakarta - Bali dan Jakarta - Lombok serta rute Bali - Australia juga mengalami pembatalan.
Hal ini disebabkan arah penyebaran abu vulkanik yang mempengaruhi penerbangan rute tersebut.
"Demi alasan keselamatan, sejumlah maskapai membatalkan penerbangan pada rute-rute tersebut pada hari ini dan kami terus memantau perkembagan terkait hal ini," sebut Budi Rahardjo. (Jo Kenaru/NTT)