Bursa Asia Semringah Usai Laporan Inflasi AS Picu Spekulasi Turunnya Suku Bunga The Fed
- vstory
Asia, VIVA – Bursa Asia-Pasifik didominasi kenaikan saat pembukaan pasar, Kamis, 14 November. Pergerakan merespons positif laporan inflasi Amerika Serikat (AS) bulan Oktober yang memicu spekulasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Fed.Â
Inflasi AS pada bulan kesepuluh sesuai dengan ekspektasi pasar yaitu meningkat secara tahunan (yoy) sebesar 2,6 persen. Sedangkan inflasi inti melonjak menjadi 3,3 persen imbas harga pangan dan energi yang tidak stabil.
Para pelaku pasar di kawasan ASÂ fokus mencermati data ketenagakerjaan bulanan dari Australia. Di mana mencakup juga laporan lapangan kerja baru, tingkat partisipasi dan tingkat pengangguran negara tersebut.
Dikutip dari CNBC Internasional pada Kamis, Nikkei 225 Jepang melesat 0,74 persen. Begitu pula, indek Topix menguat sebanyak 0,58 persen.
Yen Jepang ikut menguat tipis terhadap dolar AS menjadi 155,36. Penguatan terjadi setelah nilai tukar jatuh di bawah 155 bahkan mendekati level terendahnya lebih dari empat bulan.
Indeks Hang Seng Hong Kong masih melanda koreksi. Indeks melemah dari 19.823,45 menjadi 19.612.
S&P/ASX 200 Australia melesat sebanyak 0,50 persen pada pembukaan pasar.
Dari pasar AS, S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup mendekati garis datar. Kemerosotan terjadi usai rilis laporan inflasi pada Rabu (13/11/2024).Â
S&P 500 terpantu rebound sebesar 0,02 persen dan ditutup pada level 5.985,38. Sementara, indeks DJIA naik tipis 47,21 poin atau 0,11 persen ke level 43.958,19. Â
Nasdaq Composite mengakhiri pasar dengan penurunan sebanyak 0,26 persen. Alhasil, Nasdaq ditutup pad level 19.230,74.
Data inflasi AS seolah mengindikasikan The Fed berada pada jalur untuk menurunkan suku bunga bulan depan. Berdasarkan CME FedWatch Tool, pasar meramal potensi sebesar 80,8 persen untuk memangkas seperempat poin persentase atau 25 basis poin (bps).