Kepada CNN Ketum Kadin Anindya Bakrie Tegaskan Kerja Sama Ekonomi RI-AS Akan Saling Menguntungkan
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menegaskan, Pemerintah Indonesia sangat serius dalam menggenjot ekspor bernilai tambah, sebagai hasil dari upaya hilirisasi yang digeber habis-habisan di dalam negeri.
Hal itu diutarakan oleh Anindya Bakrie, dalam sesi wawancara bersama redaksi CNN US di sela-sela kegiatan mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat (AS).
"Indonesia juga sangat serius dalam melakukan ekspor bernilai tambah, yang membutuhkan banyak investasi, dan investasi itu akan meningkat seiring berjalannya waktu," kata Anindya dalam tayangan wawancara di CNN US, Selasa, 12 November 2024.
Dia mengatakan, dalam hal menggenjot upaya hilirisasi di dalam negeri, pemerintah Indonesia tengah berfokus pada aspek pengolahan mineral penting. Di mana pemanfaatan dari mineral-mineral penting yang dihilirisasi itu nantinya akan menjadi produk bernilai tambah, yang akan diekspor ke berbagai negara di dunia termasuk ke AS.
"Dan juga dalam hal pengolahan mineral penting, terutama menjadikannya produk-produk bernilai tambah tinggi seperti bahan baterai, kemudian mengirimkannya ke dunia Barat seperti AS, itu akan menjadi keuntungan besar bagi perusahaan-perusahaan tersebut," ujarnya.
Pemerintah Indonesia ditegaskannya, di era kepemimpinan Presiden Prabowo optimistis pertumbuhan ekonomi bisa digenjot ke angka 8 persen. Hal itu dilakukan dengan berbagai strategi yang telah ditetapkan.
“Pertama, meningkatkan ketahanan pangan daan energi, mendorong pertumbuhan dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan ketersediaan perumahan serta mendorong kinerja UMKM,” ungkapnya.
Kemudian, Linda sang reporter CNN US pun bertanya kepada Anindya Bakrie, perihal tarif menyeluruh sebesar 60-100 persen pada produk-produk China yang diimpor ke Indonesia dan pengaruhnya terhadap perusahaan-perusahaan lokal seperti misalnya Bakrie and Brothers (BNBR).
Anindya mengatakan, apa yang dilakukan BNBR bersama perusahaan-perusahaan Indonesia lain tentunya tidak hanya mengimpor bahan-bahan dari luar negeri, melainkan juga membangun industrialisasi di Indonesia.
"Faktanya, ini adalah salah satu hal yang saya sebutkan sebelumnya tentang reshoring yang akan menguntungkan tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi para mitranya yang ingin berbisnis dengan Barat, termasuk AS," kata Anindya.
Dia menambahkan, Indonesia saat ini hanya akan diuntungkan dengan hubungan yang lebih erat dengan AS, karena adanya hubungan yang baik antara Presiden Prabowo dan Presiden Trump. Terlebih, keduanya bahkan sudah melakukan panggilan telepon yang akrab kemarin.
Karenanya, dengan adanya kombinasi strategi China plus satu, kedua yakni memulai dari basis yang lebih rendah, dan selanjutnya menjadikan Amerika sebagai tujuan karena pasarnya besar, Anindya menilai bahwa Indonesia akan diuntungkan dari kondisi tersebut.
Selain itu, dia juga meyakini bahwa AS juga akan diuntungkan karena adanya sejumlah faktor. Misalnya seperti kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia baik yang ada di dalam maupun di atas tanah, sumber daya manusia, dan lain sebagainya.
"Dan perlu diingat, banyak dari kita yang dididik di Amerika, termasuk Presiden Indonesia, dan banyak menterinya. Jadi konektivitas alami dan kepribadiannya juga tidak boleh diremehkan," ujarnya.