Bursa Asia Anjlok Usai Rilis Data Inflasi China
- Istimewa
Asia, VIVA – Bursa Asia-Pasifik terjun pada pembukaan pasar, Senin, 11 November 2024. Penurunan terjadi setelah pemerintah China mengumumkan tingkat inflasi yang tidak sesuai ekspektasi pasar.
Tingkat inflasi China turun menjadi 0,3 persen pada bulan Oktober. Praktis, pemerintah negeri Tirai Bambu berhasil membukukan penurunan selama dua bulan bahkan diklaim mencapai level terendah dalam empat bulan terakhir.
Namun, perolehan tersebut tidak sesuai dengan harapan pelaku pasar yang memprediksi susut hingga 0,4 persen. Sehingga memicu kekhawatiran terhambatnya pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Pada Senin, 11 November 2024, masyarakat China akan memperingati Hari Jomblo Nasional. Perayaan ini sekaligus menjadi tolak ukur untuk melihat kondisi konsumsi di negara tersebut.
"Kami menduga adanya peralihan ke pembelian yang memberikan nilai uang dan belanja daring. Kami akan terus melihat angka pertumbuhan yang solid dari acara tersebut yang seharusnya jauh melampaui momentum pertumbuhan konsumsi secara keseluruhan," tulis salah satu lembaga keuangan China, ING, yang dikutip dari CNBC International pada Senin, 11 November 2024.
Pemberitaan ekonomi dari China menjadi sentimen negatif terhadap pasar di kawasan Asia. Indeks Hang Seng Hong Kong menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan penutupan, yaitu turun dari 20.728,19 menjadi 20.265.
Indeks Nikkei 225 terkoreksi tipis 0,14 persen. Indeks Topix berbasis luas diperdagangkan datar (flat).
Kospi Korea Selatan merosot sebanyak 0,57 persen. Disusul Kosdaq yang menurun sebesar 0,58 persen. S&P/ASX 200 Australia ikut bergerak di zona merah usai merosot 0,26 persen.
Pada Jumat, 8 November 2024, Wall Street mengalami reli usai saham meroket ke titik tertinggi baru. Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 membukukan pekan terbaiknya dalam setahun setelah kemenangan Donald Trump pada pemilu AS.
Indeks Dow melambung sebanyak 259,65 poin atau 0,59% persen sehingga menutup pasar di level 43.988,99. Selama sesi tersebut, Dow diperdagangkan di atas level 44.000 untuk pertama kalinya.
S&P 500 melesat sebanyak 0,38 persen dan mengunci posisi pada area 5.995,54. Indeks sempat diperdagangkan di atas level 6.000.
Sayangnya, Nasdaq Composite yang sarat teknologi hanya naik sebesar 0,09 persen menjadi 19.286,78.