Energi Hijau di Indonesia Makin 'Hijau', Geo Dipa Energi Setor Rp200 Miliar ke Kas Negara

Lokasi Geo Dipa Energi di Patuha Unit 1, Bandung, Jawa Barat
Sumber :
  • VIVA/Siska Permata Sari

Bandung, VIVA – PT Geo Dipa Energi, sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor energi panas bumi, telah menyetorkan sekitar Rp200 miliar per tahun ke kas negara. Hal tersebut disampaikan Direktur Pengembangan Niaga dan Eksplorasi PT Geo Dipa Energi, Ilen Kardani.

Anindya Bakrie Ungkap Potensi Indonesia Jadi Pemain Utama Energi Hijau dan Ekonomi Digital di Dunia

Dia mengatakan, secara garis besarnya, Geo Dipa Energi telah berkontribusi menyetorkan sekira Rp200 miliar per tahun, meski angkanya berfluktuasi. "Untuk profit yang disetorkan ke negara, tahun ini saja kurang lebih Rp200 miliar," ujar Ilen dalam sesi Media Briefing di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis, 7 November 2024. 

"Jadi, angkanya memang berfluktuasi, tetapi untuk tahun ini sekitar Rp200 miliar," tambahnya.

Menteri Rosan Paparkan Program Green Energy dan Hilirisasi ke Pengusaha Inggris

Diskusi di acara Press Tour Kementerian Keuangan Tahun 2024

Photo :
  • VIVA/Siska Permata Sari

Selain kontribusi finansial, Ilen mengungkapkan bahwa perusahaan juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar proyek panas bumi. Misalnya, lewat peluang kerja, pelatihan, serta dukungan beasiswa kepada warga sekitar.

PLTP Patuha Setor Rp200 Miliar per Tahun, Pemerintah Kian Perkuat Transisi ke Energi Hijau

Menurut Ilen, Geo Dipa menerapkan pendekatan sosial yang inklusif dalam setiap proyek, mengingat potensi adanya tantangan sosial di lokasi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Pendekatan yang dilakukan Geo Dipa ini, sambung dia, berfokus pada keterbukaan dan transparansi kepada masyarakat. 

"Cara kami mengatasi isu sosial adalah/ dengan melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat. Misalnya, di proyek Patuha, sebelum kegiatan pengeboran, kami mengundang masyarakat untuk berdiskusi. Kami menjalankan azas transparansi dengan menyampaikan semua informasi, termasuk risiko, sehingga masyarakat memahami dan tidak muncul asumsi-asumsi liar," ujarnya.

Perusahaan juga mengusung konsep social license to operate, yang berarti keberadaan mereka diterima dan didukung oleh masyarakat setempat karena masyarakat merasakan dampak ekonomi yang positif. Ilen menambahkan, konsep ini bahkan membawa manfaat bagi perusahaan, di mana masyarakat sekitar menjadi pendukung dalam menjaga kelancaran proyek yang ada.

"Manfaat yang kami kejar tidak hanya finansial, tetapi juga ekonomi dan kualitas hidup jangka panjang, terutama karena panas bumi adalah energi ramah lingkungan yang mendukung transisi dari energi fosil," ungkap Ilen.

Dia juga mengungkapkan tentang potensi energi hijau di masa depan. "Dunia saat ini sedang bergerak menuju green energy, dan banyak pihak yang dulunya bergerak di fossil energy mulai tertarik untuk transisi ke green energy," ungkapnya.

"Ke depannya, jika carbon tax diterapkan, green energy akan semakin menarik. Kami juga sudah mendapat grant sebesar USD10 juta untuk karbon kredit meski pembangkit Patuha unit 2 belum selesai. Ini menunjukkan besarnya minat investor internasional terhadap energi ramah lingkungan yang bisa mengurangi emisi karbon," jelas Ilen.

Sebagaimana diketahui, Geo Dipa Energi didirikan pada 2002. Operasional dimulai dengan PLTP Dieng Unit 1 (60 MW) dan Patuha Unit 1 pada 2014, dan saat ini tengah mengembangkan Patuha Unit 2 yang diperkirakan akan beroperasi pada 2027.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya