Berbahayakah Mengabaikan Telepon DC Pinjol? Ketahui Fakta di Baliknya!

Ilustrasi Telepon DC Pinjol
Sumber :
  • Pexels.com

VIVA – Saat ini, banyak orang yang terjebak dalam hutang pinjaman online (pinjol) yang awalnya dianggap solusi cepat untuk kebutuhan finansial. Namun, gagal membayar utang pinjol membawa konsekuensi, salah satunya teror dari debt collector (DC) melalui telepon dan WhatsApp. Banyak orang bertanya-tanya, apakah mengabaikan panggilan ini aman?

5 Cara Hapus Data Pribadi di Aplikasi Pinjol

Situasi semakin mencekam ketika debt collector terus mengirim ancaman, membuat nasabah merasa tertekan dan bahkan takut akan risiko hukum. Padahal, sering kali ancaman tersebut sekadar gertakan, namun efeknya pada kesehatan mental dan kesejahteraan tetap signifikan.

Penting bagi nasabah untuk memahami hak mereka dan mengetahui cara menghadapi situasi ini secara bijak. Artikel ini akan menjelaskan dampak mengabaikan panggilan debt collector, termasuk informasi hukum yang relevan, sehingga Anda dapat merasa lebih aman dan terinformasi dalam menangani penagihan pinjol.

Roy Marten dan Amstrong Sembiring Sepakat untuk Perjuangkan Hal Ini

Mengapa Debt Collector Pinjol Terus Menghubungi Anda?

Pinjaman online kini menjadi solusi finansial instan, namun di balik kemudahannya, terdapat risiko berupa beban penagihan dari debt collector ketika terjadi gagal bayar. Debt collector biasanya menggunakan berbagai cara untuk menagih utang, mulai dari telepon hingga pesan WhatsApp, guna memastikan nasabah segera melunasi pinjaman mereka. Ini dilakukan karena banyak pinjol mengandalkan cara penagihan agresif demi mempercepat pengembalian dana yang dipinjamkan.

15 Pinjaman Online Syariah Terbaik 2024, Aman dan Langsung Cair dalam Hitungan Jam

Apakah Aman Mengabaikan Telepon dari Debt Collector?

Mengabaikan panggilan dari debt collector memang bisa menjadi strategi untuk menjaga kesehatan mental, namun langkah ini bukan tanpa risiko. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan:

  • Tekanan Mental: Sering kali debt collector akan meningkatkan intensitas panggilan jika nasabah tidak merespons. Hal ini dapat menimbulkan stres yang berkepanjangan, terutama jika Anda merasa terancam oleh ancaman-ancaman yang dilontarkan dalam pesan atau telepon.
  • Ancaman Hukum: Sebenarnya, pinjaman online tergolong ranah perdata, bukan pidana. Menurut akun Jekdo, ancaman hukuman pidana yang sering digunakan oleh debt collector umumnya adalah sekadar gertakan. Jadi, meskipun Anda mengabaikan panggilan mereka, kemungkinan untuk dipenjara sangat kecil.
  • Pengaruh Terhadap Reputasi: Beberapa debt collector berusaha untuk menagih utang dengan cara menyebarkan informasi ke kerabat atau tempat kerja. Hal ini bisa mengakibatkan dampak buruk pada reputasi Anda, yang akan sulit diperbaiki di masa mendatang.


Dampak Psikologis dari Teror Debt Collector

Banyak orang yang mengalami tekanan berat akibat teror berulang kali dari debt collector. Efek psikologis dari tindakan ini sangat nyata, mulai dari kecemasan, kesulitan tidur, hingga depresi. Penagihan yang terus-menerus tanpa jeda membuat banyak orang merasa tertekan, terutama jika ancaman penagihan berlanjut dalam jangka waktu lama.

Mengabaikan pesan atau telepon mungkin bisa membantu mengurangi stres jangka pendek, namun penting juga untuk mencari solusi lebih lanjut agar terhindar dari tekanan jangka panjang.

Bagaimana Sikap OJK Terhadap Taktik Penagihan yang Berlebihan?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk melindungi masyarakat dari praktik penagihan yang berlebihan. Menurut OJK, penagihan yang dilakukan oleh pinjol harus mematuhi aturan dan tidak boleh mengancam atau melecehkan nasabah. Nasabah disarankan untuk merespons debt collector setidaknya sekali untuk menjelaskan situasi keuangan mereka. Menyatakan bahwa Anda tengah berusaha mengatur keuangan dapat meredakan situasi, dan dalam beberapa kasus, debt collector akan lebih toleran.

Apa Risiko Mengabaikan WA dan Telepon dari Debt Collector?

Jika Anda memilih untuk mengabaikan panggilan dan pesan dari debt collector, risiko yang dapat muncul antara lain:

  • Peningkatan Tekanan Penagihan: DC bisa menambah frekuensi panggilan, pesan, atau bahkan melibatkan pihak ketiga untuk menghubungi Anda.
  • Kerugian Keuangan Lebih Besar: Dalam beberapa kasus, pengabaian ini dapat memperpanjang masa tunggakan dan menyebabkan biaya tambahan.
  • Potensi Penyebaran Data Pribadi: Debt collector yang agresif bisa saja menyebarkan informasi pribadi Anda ke pihak ketiga, yang dapat merusak reputasi pribadi dan profesional.

Alternatif Mengatasi Teror Pinjol: Langkah yang Bisa Dilakukan

Untuk menghadapi situasi ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Komunikasi Terbuka: Jika memungkinkan, komunikasikan kesulitan keuangan Anda kepada debt collector. Dalam beberapa kasus, menjelaskan keadaan bisa membantu mencegah tekanan lebih lanjut.
  • Mencari Bantuan Hukum: Jika Anda merasa ancaman yang diterima sudah terlalu berlebihan atau melanggar hukum, mencari bantuan hukum bisa menjadi pilihan. Beberapa organisasi, seperti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), dapat membantu memberikan panduan menghadapi penagihan yang tidak manusiawi.
  • Pelaporan ke OJK atau Polisi: Jika ancaman sudah melibatkan tindakan yang mengarah pada pelecehan, melaporkan kasus ini ke OJK atau pihak berwajib dapat menjadi solusi. Pihak otoritas dapat memediasi dan memberikan sanksi kepada pinjol atau debt collector yang melanggar aturan.

Menghindari Pinjol Ilegal dan Berizin

Penting untuk membedakan antara pinjol ilegal dan berizin. Pinjol ilegal cenderung melakukan penagihan dengan cara-cara tidak etis. Oleh karena itu, pilihlah layanan pinjaman dari penyedia yang telah terdaftar di OJK. Pinjol yang berizin harus mematuhi peraturan dan standar tertentu, termasuk etika dalam proses penagihan.

Untuk menghindari jebakan pinjol ilegal, Anda bisa memeriksa daftar pinjaman online yang sudah berizin di situs resmi OJK. Pinjaman yang legal memberikan rasa aman lebih dan umumnya memiliki kebijakan penagihan yang lebih transparan.

Langkah Bijak Sebelum Mengambil Pinjaman Online

Agar tidak terjebak dalam masalah serupa, berikut beberapa langkah bijak yang bisa diambil sebelum memutuskan mengambil pinjaman online:

  • Evaluasi Kebutuhan Finansial: Jangan mengambil pinjaman hanya untuk keperluan konsumtif. Pertimbangkan tujuan pinjaman dan pastikan Anda memiliki rencana pengembalian yang jelas.
  • Periksa Suku Bunga dan Kebijakan Pengembalian: Pastikan untuk memahami besaran bunga dan denda keterlambatan, terutama jika Anda berencana mengambil pinjaman untuk jangka pendek.
  • Cek Reputasi Layanan Pinjaman: Hanya ambil pinjaman dari layanan yang terdaftar di OJK agar Anda mendapatkan jaminan keamanan dalam proses pinjaman.


Mengabaikan telepon atau pesan dari debt collector pinjol memang bisa menjaga kesehatan mental untuk sementara, namun sebaiknya hal ini dilakukan dengan hati-hati. Dengan pemahaman yang baik mengenai hak-hak Anda sebagai konsumen serta langkah yang bisa diambil saat menghadapi penagihan, Anda dapat mengelola situasi ini dengan lebih baik.

Pastikan untuk selalu mencari pinjaman dari penyedia yang terpercaya dan memiliki izin OJK, sehingga hak Anda lebih terlindungi. Jika Anda mengalami kendala dalam pembayaran, jangan ragu untuk mencari bantuan hukum atau melaporkan penyedia layanan yang melakukan penagihan tidak sesuai aturan.

Mengelola keuangan dengan bijak sebelum memutuskan mengambil pinjaman, dan memahami risiko yang bisa timbul adalah kunci untuk tetap aman dari jeratan utang dan tekanan pinjaman online.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya