Pertama di Dunia, Pemuda Ini Membuat Sepatu dari Kulit Ceker Ayam
- Tangkapan Layar Youtube SATU Indonesia
Bali, VIVA – Nurman Farieka, pemuda asal Bandung, Jawa Barat merupakan orang pertama di dunia dengan ide unik dan menarik yang telah berhasil dalam menciptakan kreativitas sepatu berbahan kulit ceker ayam.
Dikutip dari Channel Youtube SATU Indonesia, menurut pria asal Bandung ini pada 2015 telah melakukan riset berbagai jenis bahan yang akan digunakan untuk membuat sepatu termasuk kulit kaki ayam.
"Kulit ayam menjadi alternatif material selain kulit ular dan buaya, dan Indonesia menjadi salah satu eksport terbesar kulit ular dan buaya. Dan akhirnya kita mencoba kulit ceker ayam ini menjadi alternatif material. Ya sama kayak eksotik leather gitu," jelas Nurman dikutip dari Channel Youtube SATU Indonesia, Kamis, 7 November 2024.
Nurman memberi lebel Hirka pada produk sepatunya yang terbuat dari kulit ceker ayam. Menurutnya nama Hirka diambil dari bahasa Turki yang artinya 'Dicintai'.
"Nah alasanya kita ambil dari bahasa Turki karena awal 2015 itu anak mudanya berdaya dan juga semangat anak mudanya akan perubahan. Itu yang menjadi salah satu alasan memilih nama tersebut," jelasnya.
Perjalanan untuk membangun usaha produk sepatu berbahan kulit ceker ayam kata Nurman sempat menemui banyak tantangan. Seperti tidak ada kepercayaan terhadap apa yang ia lakukan.Â
"Karena kita memulai sesuatu yang baru dan mungkin posibility ke depanya itu kecil banget. Makanya di situ saya mulai membangun trust orang terdekat kita dengan cara kita bisa dan konsisten dengan apa yang saya lakukan," ujarnya.
Tak hanya itu saat masuk ke pasar, Nurrman juga menemui beberapa masalah. Menurutnya banyak costumer yang sempat mempertanyakan kekuatan dan kualitas sepatunya.
"Akhirnya harus ngasih trust market juga. Setelah trust inner circle kita harus bicara market," kata Nurman.
Pada 2017-2018, Nurman melakukan riset market, mulai menyasar market pria dan wanita. Hingga pada 2019 Nurman menemukan pangsa pasar yakni pasar sepatu pria dengan dua model yakni, model formal dan kasual.
"Untuk percobaan pangsa pasar wanita banyak banget tantanganya karena mereka terbiasa mengkonsumsi ceker ayam, mereka terbiasa ke pasar. Sehingga konotasi pertama mereka di dalam benaknya, ini kan murah kenapa elo bisa jual mahal banget gitu," jelas Nurman.
Proses pembuatan sepatu dari kulit ayam menurutnya melalui beberapa proses. Mulai dari penyesetan atau pemisahan antara kulit ayam daging dan tulangnya. Selanjutnya menghilangkan bakteri yang terdapat dalam kulitnya dan masuk ke dalam proses pengolahan yakni merubah raw material menjadi material setengah jadi. Proses selanjutnya yakni finishing misalnya proses pewarnaan.
"Tekstur nya mirip-mirip kulit ular. Dan ini sekuat itu. Ditarik aja tidak sobek," ucapnya.
Tahap selanjutnya kata Nurman adalah penyusunan. Yakni menggabungkan satu material ke material lain menjadi satu kesatuan pola, penjahitan, penggabungan upper dan masuk ke cetakan hingga menjadi sepasang sepatu. Setiap satu pasang sepatu dengan pasang sepatu lainnya hasilnya berbeda.
"Kenapa produk kita bisa dibilang ekseklusif? karena setiap penyusunan polanya berbeda, semua limited edition," imbuhnya.
Atas keberhasilanya dalam membangun usaha produksi sepatu kulit ceker ayam, Nurman Farieka menjadi salah satu Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2019 dari Astra dalam bidang Bidang Kewirausahaan.