Strategi Kadin Indonesia Dorong Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna di Daerah

Ketua Umum Gerakan Nasional UMKM Bangkit Teguh Anantawikrama.
Sumber :
  • Istimewa.

Jakarta, VIVA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyoroti pengembangan tekniologi yang telah menjamur ke segala aspek bisnis dan daerah saat ini. Kemajuan tersebut harus benar-benar disikapi secara tepat.

Perempuan bisa mengembangkan teknologi? Mari Kita Pahami Bersama

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Transformasi Teknologi dan Digital, Teguh Anantawikrama, mengungkapkan, transformasi teknologi kerap disalahartikan dengan pemanfaatan teknologi tinggi dan canggih. Hal tersebut tidak selamanya tepat.

Sebab menurut dia, dengan kondisi disparitas antarwilayah di Indonesia, yang lebih dibutuhkan adalah teknologi tepat guna. Artinya kebutuhanya berbeda-beda.

Cuaca Ekstrem Datang, Apa Saja yang Harus Dipersiapkan?

Ilustrasi teknologi pertanian.

Photo :
  • Pixabay

“Terkadang kita mengartikan transforma teknologi selalu mengacu pada high tech atau teknologi canggih. Padahal disparitas ekonomi di Indonesia, seringkali yang dibutuhkan adalah teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan produktivitas,” ujar Teguh dikutip dari keterangannya, Kamis, 7 November 2024.

Kadin Gelar Indonesia-Brazil Business Forum, Raih Kesepakatan US$2,65 Miliar

Merespons hal tersebut, kata dia, Kadin Indonesia bersama Kadin di daerah berupaya untuk menggali potensi sekaligus kekurangan yang ada di tiap-tiap daerah, sehingga bisa dicarikan teknologi tepat guna.

Harapannya, dengan memanfaatkan teknologi tepat guna, dapat meningkatkan produktivitas di daerah. Sehingga dengan sendirinya akan mendorong peningkatan produktivitas nasional.

Pendiri Indonesian Tourism Investors Club (ITIC), Teguh Anantawikrama dan Ketum Kadin Anindya Bakrie

Photo :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

Meski demikian, Teguh juga menekankan, pemanfaatan teknologi canggih juga dibutuhkan di daerah. Dia memberi contoh, teknologi precision farming dan greenhouse patut untuk didorong untuk dapat diadopsi di sektor pertanian.

“Namun tentu memerlukan investasi awal yang cukup besar,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya