Ekonom Nilai Pemberian Subidi Energi Dalam Bentuk Produk Sudah Tak Tepat Sasaran, Ini Penjelasannya

Ilustrasi subsidi energi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin

Jakarta, VIVA – Pakar ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi, menilai subsidi BBM dan LPG dalam bentuk produk tidak akan efektif dirasakan manfaatnya. Karena terbukti selama ini tidak tepat sasaran.

RSI Ungkap Potensi Besar Lahan Sawit RI Jadi Penopang Kemandirian Pangan dan Energi

Saat ini, jelas Fahmy, sudah terbukti lebih dari 50 persen subsidi BBM dan LPG tidak tepat sasaran. Bahkan angkanya hingga ratusan triliun.

“Jika pemberian subsidi masih diberikan dalam bentuk produk, pasti tidak tepat sasaran. Dan itu harus ditolak karena subsidi yang tepat sasaran harus by target. Tidak bisa lagi by product,” kata Fahmy dikutip dari keterangannya, Rabu, 6 November 2024.

Bahlil Ungkap 3 Opsi Subsidi BBM agar Tepat Sasaran

Pengisian BBM subsidi pertalite pakai QR code

Photo :
  • Istimewa

“Oleh karena itu, Presiden Prabowo Subianto bersama menteri-menterinya harus lebih berani membuat keputusan agar subsidi energi lebih tepat sasaran,” tambahnya.

Blusukan ke Muara Angke, Ridwan Kamil Dicurhati Nelayan soal Mahalnya BBM

Fahmy memberikan contoh pada pemberian subsidi energi untuk LPG, seharusnya pemerintah dapat memakai data bantuan langsung tunai. “Sasaran subsidi LPG, sama dengan sasaran BLT. Jadi bisa menggunakan data itu,” katanya. 

Selain itu, Fahmy juga menekankan pentingnya subsidi tepat sasaran sehingga menghemat penggunaan anggaran negara seperti halnya pengelolaan subsidi listrik.

“Subsidi listrik sudah lebih tepat sasaran karena telah menerapkan mekanisme by name by address, serta berdasarkan daya yang terpasang,” tambahnya.

Fahmy juga menekankan pentingnya agar subsidi yang diberikan untuk BBM, LPG, dan listrik benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat. “Jika subsidi energi tidak diberikan by target, berisiko menghambat program-program pemerintah yang lain, seperti makan siang gratis dan sebagainya,” katanya.

Pertamina menjaga pasokan energi memenuhi kebutuhan BBM dan LPG bersubsidi

Photo :
  • Pertamina

Pernyataan Fahmy tersebut muncul setelah rapat yang diadakan oleh sejumlah anggota Kabinet Merah Putih di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Rapat tersebut dihadiri oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Dalam rapat tersebut diputuskan bahwa pemerintah tidak mengubah skema subsidi untuk LPG. Subsidi LPG akan tetap menggunakan skema yang sama.

“Nah, Menteri Bahlil ini terbukti tidak memahami pemberian subsidi untuk LPG yang seharusnya bisa diberikan sama seperti BLT,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya