IHSG Diprediksi Rawan Koreksi Lanjutan, Intip Rekomendasi Saham Potensial Cuan

Ilustrasi IHSG.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Jakarta, VIVA – Analis memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rentan bergerak lebih rendah pada perdagangan pasar, Selasa, 5 November 2024. Indeks terpantau sudah menyentuh target koreksi minimal sehingga peluang penurunan semakin besar.

IHSG Ditutup Mendatar di Level 6.983, Saham ESSA hingga BRIS Kinclong

Pada Senin, 4 November 2024, IHSG melemah sebesar 0,34 persen ke level 7.479 saat menutup pasar. Kemerosotan terjadi lantaran peningkatan volume penjualan di pasar oleh investor. 

Analis PT MNC Sekuritas T Herditya Wicaksana menyampaikan, IHSG sempat terjun ke titik support pada level 7.449. Penyusutan nilai membawa indeks menyentuh area koreksi yang telah Didit perkirakan, yaitu pada level 7.444.

IHSG Menguat pada Sesi I, Saham MEDC hingga MAPI Jadi Pendorong

Didit memaparkan posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave v dari wave (c) dari wave [iv] pada skenario hitam, atau wave (c) dari wave [ii] pada skenario merah. Artinya, IHSG masih rawan terkoreksi menuju level 7.355-7.366 sekaligus menutup area gap.

Dibuka Menghijau, IHSG Dibayangi Koreksi Lanjutan Jelang Akhir Pekan

Lebih lanjut, Didit menentukan area support IHSG berada pada level 7.366 dan 7.207. Sementara titik resistance di angka 7.595 dan 7.675.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, Didit merekomendasikan saham trading pilihan yang menarik untuk investor cermati selama sesi perdagangan hari ini. Emiten-emiten tersebut dapat menjadi ladang cuan lantaran diprediksi mengalami lompatan harga.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 

Saham BMRI melambung sebesar 1,50 persen menjadi 6.750 dan penguatan mampu menembus MA200. Saat ini, posisi saham BMRI diperhitungkan sudah merampungkan wave [c] dari wave 2 dan sedang berada di awal wave [i] dari wave 3.

Didit menyarankan trader untuk merealisasikan buy on weakness pada kisaran level 6.625-6.725. Target harga diproyeksi mampu menembus area 7.000 dan 7.300. Dengan memperhatikan titik stop loss di bawah 6.525.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) 

Ilustrasi Pertambangan Batu Bara (Sumber Gambar : wallpaperbetter)

Photo :
  • vstory

Saham INCO melemah 0,79 persen ke level 3.770. Saat ini, posisi saham INCO saat ini sedang berada di akhir wave (c) dari wave [b] yang artinya emiten berpotensi mengalami koreksi relatif terbatas.

Kondisi penurunan nilai saham dapat trader dan investor manfaatkan untuk melakukan spec buy pada kisaran 3.700-3.750. Didit menaksir target harga mampu menyentuh level 3.900 dan 4.110. Titik stop loss yang perlu diperhatikan berada di bawah 3.610.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

Saham JPFA melesat sebesar 2,57 persen menjadi 1.795. Saat ini, posisi saham JPFA diramal sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 5 sehingga pergerakannya rentan ke arah yang lebih rendah. 

Didit merekomendasikan pelaku pasar melakukan buy on weakness pada rentang 1.590-1.700. Di mana target harga diprediksi akan melaju ke level 1.875 dan 2.000. Sementara, titik stop loss di bawah 1.525. 

PT Bank Jago Tbk (ARTO)

Bank Jago.

Photo :
  • Dokumentasi Bank Jago.

Saham ARTO merosot sebanyak 2,86 persen ke area 2.720 bahkan koreksinya sempat menembus MA200. Saat ini, posisi saham ARTO sedang berada pada bagian dari wave (c) dari wave [ii].

Posisi saham ARTO menunjukkan potensi besar bahwa pergerakan akan melanjutkan koreksi ke rentang area 2.00-2.560. Didit menyatakan investor untuk melepas saham pada harga tertingginya (sell on strength) guna menghindari kerugian. Area sell on strength paling ideal berada di kisaran level 2.780-2.820. 

Artikel ini telah tayang di InvestorTrut.id dengan judul, "Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Trading 5 November 2024."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya