Cara Bahlil Ajak Semua Pemain 'Emas Hitam' Terlibat Lanjutkan Hilirisasi Batu Bara
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia memastikan, program hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME), bakal dilanjutkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Sebagai salah satu program yang digagas sejak era pemerintahan Presiden Jokowi, Bahlil berharap program ini akan mampu mendongkrak nilai tambah batu bara serta mengurangi ketergantungan bahan bakar impor.
"Salah satu program yang akan kita dorong ke depannya sebagai bentuk hilirisasi daripada batu bara, itu akan diupayakan terus," kata Bahlil dalam konfrensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin, 4 November 2024.
Dia menjelaskan, selain PT Bukit Asam (PTBA), terdapat sejumlah pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) lain yang sebelumnya merupakan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B).
Antara lain yakni PT Arutmin Indonesia, PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Adaro Indonesia, dan PT Kideco Jaya Agung. Dia memastikan, kesemua perusahaan pemain batu bara itu juga akan diarahkan untuk ikut berkontribusi, dalam program hilirisasi yang saat ini terus digencarkan oleh pemerintah.
Terlebih, Bahlil menegaskan bahwa syarat untuk perpanjangan izin bagi perusahaan-perusahaan itu adalah dengan melakukan hilirisasi batu bara di dalam negeri, termasuk menjadikan DME sebagai salah satu opsinya.
"Wajib hilirisasi, tapi tidak mesti DME. Kami usahakan satu di antara itu (DME)," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, saat ini pemerintah masih terus mencari investor yang cocok untuk merealisasikan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME), termasuk dari China.
"Secara teknologi kan yang saya tahu adanya di Amerika Serikat, sama dulu ada di Afrika Selatan, ada tuh Sasol (pabrik konversi batu bara Afrika Selatan). Tapi sekarang China juga udah punya hal seperti itu," ujarnya.