Bahlil Ungkap Program B40 Siap Diimplementasikan 1 Januari 2025
- Antara.
Jakarta, VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan produk bahan bakar nabati atau biodiesel B40 siap diimplementasikan mulai 1 Januari 2025. Proses tes pun disebut sudah selesai dilakukan.
"(Produk B40) sudah selesai dites dan siap implementasinya. InsyaAllah (diimplementasikan 1 Januari 2025)," kata Bahlil di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Minggu, 3 November 2024.
Bahlil mengatakan, saat ini pihaknya juga menyiapkan rancangan konsep pengembangan bahan bakar biodiesel hingga biodiesel 100 (B100). Langkah ini diakuinya sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan swasembada energi.
"Salah satu rancangan yang dilakukan adalah mempersiapkan semua konsep sampai dengan B100. Tapi sudah tentu itu bertahap, nanti kami laporkan (perkembangannya)," ujar Bahlil.
Sampai saat ini, produk biodiesel yang wajib digunakan di Indonesia adalah B35, yang sudah mulai diterapkan sejak 1 Februari 2023. B35 merupakan campuran 35 persen Fatty Acid Methyl Esters (FAME) dari minyak sawit, dan 65 persen BBM diesel jenis solar.
"Jadi pemerintah akan terus menyempurnakan produk biodiesel lanjutan dengan meningkatkan proporsi minyak sawit menjadi 40 persen atau sering disebut B40, hingga nantinya sampai B100," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi menegaskan, pihaknya siap menerapkan mandatori biodiesel B40 pada awal Januari 2025 mendatang.
Persiapan itu meliputi sejumlah infrastruktur pendukung seperti pelabuhan, pengiriman, dan logistik, untuk kelancaran penerapan mandatori bioenergi yang ditargetkan persiapan selesai Desember 2024.
"Memang perlu banyak hal untuk mempersiapkan kaya pelabuhannya, pengirimannya, logistik. Industri harus mempersiapkan, investasi butuh modal juga," ujarnya.
Selain fokus pada B40, pemerintah juga mengkaji kemungkinan penerapan biodiesel B50. Dimana, kajian teknis terkait performa mesin dengan penggunaan B50 sudah dilakukan, dan uji coba implementasinya juga telah dilakukan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, di Kalimantan Selatan.