Prabowo Minta Pengusaha Sisihkan Uang Buat Bantu Beli Seragam Anak Sekolah
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Presiden Prabowo Subianto meminta kepada pengusaha dan relawan yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) untuk patungan sebesar Rp 100 ribu sebulan. Hal ini ditujukan untuk membeli seragam sekolah bagi anak-anak yang membutuhkan.
Berdasarkan hitung-hitungannya kebutuhan biaya anak sekolah untuk seragam sekolah, sepatu, kaos kaki, dan pakaian olahraga mencapai Rp 1,2 juta.
"Jadi, kalau di antara kita bisa menyisihkan Rp 1,2 juta satu tahun saja, berarti Rp 100 ribu per bulan, itu sudah bisa menyekolahkan satu anak," kata Prabowo dalam Deklarasi Generasi Solidasitas Nasional di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, Sabtu, 2 November 2024.
Prabowo menjelaskan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan dikerahkan untuk menjalankan program makan bergizi. Pemerintah sendiri pada tahun depan mengalokasikan Rp 71 triliun untuk program tersebut.
"Jadi kalau APBN, insya Allah nanti kita kerahkan makan bergizi. Tapi untuk pakaian, masih ada jutaan anak kita yang tidak punya pakaian, orang tuanya sulit memberikan pakaian untuk anaknya, karena itu dia tidak bisa sekolah," tegasnya.
Prabowo pun berkelakar meminta Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia untuk mengajak anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ikut patungan. Pasalnya Bahlil sebelumnya merupakan Ketua HIPMI untuk periode 2015-2019.
"Bayangkan satu di antara kita yang punya kemampuan disini banyak HIPMI kan, HIPMI banyak, Bahlil kan banyak rekan rekanmu di sini, coba panitia saya minta difoto anggota HIPMI semua di sini," ujarnya.
Prabowo meminta hal ini diterapkan jika pendukungnya mempunyai uang lebih. Dia menegaskan, yang dibutuhkan rakyat saat ini adalah aksi nyata.
"Kalau menyisihkan Rp100.000 sebulan itu berarti 1 anak sekolah, jadi ini real saya minta saudara saudara bergerak masing-masing yang bisa Rp 100.000, yang bisa Rp 500.000 berarti lima anak, dan setrusnya, dan seterusnya," jelasnya.
Sehingga untuk itu, Prabowo meminta agar jajarannya mengurangi aktivitas seminar. "Jadi saudara-saudara jangan terlalu banyak kita seminar, jangan terlalu banyak omon-omon, sekarang aksi-aksi," imbuhnya.