Indonesia-Turki Kerja Sama untuk 'Tangkis' Serangan Hacker
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Jakarta, VIVA – Teknologi blockchain di Indonesia semakin berkembang dan mulai diadopsi di berbagai sektor, seperti di Pemerintah Indonesia dan pendidikan serta sertifikasi.
Dalam ranah pemerintah, blockchain dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan data publik dan pemungutan suara.
Sementara di ranah pendidikan dan sertifikasi, beberapa institusi pendidikan menerapkan blockchain untuk menyimpan dan memvalidasi sertifikat kelulusan, sehingga memudahkan proses verifikasi.
Baru-baru ini, Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) secara resmi menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Nigella Group, terkait upaya untuk memajukan teknologi blockchain dan keberlanjutan pembangunan digital di Indonesia.
Dalam penandatanganan Mou tersebut, UICI dan Nigella Group menetapkan agenda ambisius untuk mendirikan Akademi Blockchain, dan mengeksplorasi aplikasi berbasis blockchain guna pelacakan karbon, energi terbarukan, dan efisiensi pertanian di Indonesia.
“Tujuan kerja sama antara UICI dengan Nigella Group adalah untuk mewujudkan negara yang maju dalam digitalisasi, baik di Indonesia maupun dunia. Kita sudah sejalan dengan visi ini, karena kampus UICI merupakan kampus pertama yang fokus dalam bidang teknologi, informasi dan digitalisasi terutama terkait blokchain dan artificial intellegent (AI),” kata Rektor UICI, Laode Masihu Kamaluddin dalam keterangannya pada Jumat, 1 November 2024.
Melalui kerja sama ini, Laode pun berharap UICI dan Nigella dapat melakukan edukasi kepada generasi muda Indonesia untuk menghadapi besarnya agenda perubahan teknologi.
Menurutnya, edukasi penting untuk membuat generasi muda mampu melakukan adaptasi atas tren perkembangan teknologi di dunia.
“Harapannya dengan kerja sama ini, UICI dengan perusahaan Turki ini (Nigella Group) bersama-sama mengedukasi generasi muda untuk menghadapi perubahan teknologi, yang sekarang masuk pada generasi Blokchain dan Artificial Intellegent (AI) yang menjadi tren dunia. Kalau anak muda tidak memahami itu, maka mereka akan tertinggal jauh,” ujarnya.
Sementara itu, bagi Chairman of Nigella Group, Fatih Eke bahwa penandatanganan dan kerja sama ini menjadi suatu kehormatan bagi dirinya dan institusinya. Pasalnya, tidak banyak pihak di dunia ini yang berminat mempelajari dan mendalami teknologi Blockchain ini.
“Saya sangat senang bisa bekerjasama dengan UICI, karena saya rasa ini adalah kerja sama pertama antara Turki dan Indonesia di bidang Blokchain. (Mungkin) Blokchain ini, semua orang tahu dan bisa melakukannya. Namun, sangat sedikit yang mau mendalami dan menggunakan kemampuan teknologi ini,” tutur dia.
Fatih Eke menjelaskan penguasaan teknologi Blokchain sebenarnya sangat bermanfaat bagi aspek keamanan teknologi, termasuk bagi seluruh aspek keamanan sistem keuangan dan teknologi perbankan di Indonesia.
“Padahal, teknologi ini mampu mempertahankan atau menangkis serangan hacker yang kini menjadi persoalan besar di setiap negara. Semoga kerja sama ini bisa berjalan dengan baik dan bisa membantu menjaga sistem keuangan dari serangan hacker,” tutur dia.
Sebagai informasi, Nigella Group merupakan pemimpin global instrumen blockchain (data besar transaksi digital) yang dikenal melalui ekosistem Nigella Chain.
Nigella Group berupaya memanfaatkan teknologi blockchain untuk menghadapi beberapa tantangan paling mendesak di dunia.