Rupiah Loyo Pagi Ini, Terdorong Data Klaim Pengangguran AS

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Jumat, 1 November 2024. Rupiah melemah sebesar 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp 15.715 per dolar AS.

Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp 16.446 per Dolar AS

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp 15.705 per dolar AS. 

Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong memperkirakan nilai tukar rupiah akan melemah terhadap dolar AS pada hari ini. Hal itu dipicu oleh beberapa data perekonomian baik di luar maupun dalam negeri. 

Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp 16.458 persen Dolar AS

"Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi terhadap dolar AS dengan kecenderungan melemah terbatas setelah data klaim pengangguran AS yang lebih kuat dari perkiraan," ujar Lukman kepada VIVA Jumat, 1 November 2024.

Ilustrasi rupiah dan dolar AS.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Rupiah Terus Melemah Didorong Kekhawatiran Resesi AS

Lukman mengatakan, para investor saat ini juga cenderung wait and see menantikan data pekerjaan AS Non-Farm Payroll (NFP).

"Investor cenderung wait and see menantikan data pekerjaan AS NFP malam ini," terangnya.

Di samping itu, Lukman mengatakan bahwa investor juga turut mengantisipasi data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini.

"Investor juga mengantisipasi data inflasi yang diperkiraan akan menunjukkan penurunan inflasi ke 1,7 persen. Ini tidak mendukung rupiah karena meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia," ujarnya. 

Adapun untuk hari ini mata uang rupiah terhadap dolar AS akan ditutup melemah di kisaran Rp 15.650-Rp 15.750.

Ilustrasi uang rupiah

Sri Mulyani Ungkap Biang Kerok Penyebab Kurs Rupiah Tembus Rp 16.300 per Dolar AS

Sejak Donald Trump dilantik pada awal Januari lalu, terdapat banyak perintah eksekutif yang menimbulkan gejolak sehingga berdampak pada perekonomian di seluruh dunia.

img_title
VIVA.co.id
13 Maret 2025